Cari Blog Ini

25 Agustus 2007

The Law of Attraction? Nggak lah...

Sekarang ini, banyak orang yang kelihatannya begitu bergairah menonton dan membaca buku The Secret. Kenapa? Karena, dari permulaan film ini mempresentasikan sebuah keyakinan (karena, memang bukan hal yang ilmiah) tentang "The Law of Attraction". Disebutkan bahwa hukum ini adalah sebuah hukum alam, yang seperti hukum gravitasi akan terjadi pada siapa saja, di mana saja, kapan saja... Wow!


Caranya sederhana. Kalau Anda menyukai sesuatu, maka sesuatu itu akan menyukai Anda. Kalau Anda memberi pesan kepada alam semesta (universe) bahwa Anda suka sesuatu, maka universe akan memberikannya kepada Anda, sesuai dengan kesukaan itu. Kalau Anda berpikir dan menyatakan hal-hal yang positif, maka yang positif itu akan datang pada Anda. Kalau Anda berpikir dan menyatakan hal-hal negatif, maka yang negatif akan datang.


Jadi, manusia adalah bagian dari universe, yang sanggup mengkomando universe. Karena hanya manusia yang bisa mengkomando universe, maka manusia adalah tuhan di dalam universe, di mana tuhan ada pada setiap orang. Caranya, percayalah dan yakinkanlah bahwa sesuatu itu telah menjadi milik Anda!


Woooww!


Sayangnya, realitas objektif tidak pernah menyatakan hal itu. Seorang yang dengan yakin menyatakan telah sembuh dari penyakitnya -- dia kena hyperthyroid -- sehingga ia menolak minum obat setiap hari, pada akhirnya meninggal karena hyperthyroidnya. Kata-kata positif akhirnya menjadi delusi, "saya sukses!" tapi yang didapat adalah kegagalan. Orang yang berhasil justru orang yang berani memikirkan apa yang mungkin akan menghambat dan menimbulkan kegagalan, karena itu mengantisipasinya lebih dulu dibandingkan yang lain.


Realtias objektif yang paling nyata adalah dalam hal keuangan. Semua orang berinvestasi dengan keyakinan bahwa besok nilainya akan bertambah dan bertambah. Tapi hanya investor sejati yang tahu bahwa apapun bisa turun, dan oleh karena itu justru berpeluang untuk mendapatkan hasil lebih besar. Orang yang serba-yakin-dan-positif justru jatuh dan kalah dalam keyakinannya.... atau The Law of Attraction tidak berlaku di bursa modal?


Dikatakan, universe tidak tahu apa yang baik atau buruk... ia hanya memberikan apa yang disampaikan. Tapi, pemikiran ini salah dalam dasarnya... karena banyak hal dalam pemikiran manusia "membendakan" suatu ketidak-beradaan. Jika universe ini memberi, apakah lalu ia mengambil juga? Bingung?


Nah, coba pikirkan tentang, misalnya, panas dan dingin. Atau terang dan gelap. Jika kita ingin panas, apakah panas akan datang? Jika kita ingin dingin, apakah dingin akan datang? Sebentar: panas mungkin datang, tetapi dingin itu adalah kondisi di mana tidak ada panas. Terang mungkin datang, tetapi gelap adalah kondisi di mana tidak ada terang. Kekayaan mungkin datang, tetapi kemiskinan adalah kondisi di mana tidak ada kekayaan.


Jadi, yang benar adalah bahwa 'kekayaan' itu pergi, bukannya kemiskinan yang datang, karena kemiskinan itu hakekatnya tidak exist. Ada kekayaan, atau tidak ada kekayaan, itu saja. Lalu, jika segala sesuatu menarik segala sesuatu, apakah ketiadaan dapat menarik ketiadaan? Tidak mungkin, karena apa yang tiada itu tidak dapat melakukan apa-apa. Ketiadaan tidak bisa melakukan apa pun, karena tidak ada. Ruang hampa tidak pernah membuat sekitarnya menjadi hampa juga.


Semua orang menyukai kekayaan (kecuali, orang yang berkeyakinan harus hidup miskin). Jadi apapun juga yang dimilikinya menjadi kekayaan baginya... tapi kemudian ada yang mengambilnya. Mengapa? Kemiskinan tidak bisa mengambil, karena kemiskinan adalah keadaan setelah kekayaan itu diambil dari padanya. Lalu, siapa yang mengambil? The Law of Attraction sama sekali tidak menjelaskan hal ini.


Yang benar adalah: bahwa ada kekuatan lain yang mengendalikan universe. Ada Tuhan yang mencipta. Ada iblis yang merampas. Tuhan adalah Sumber, Dia menyediakan. Sebaliknya iblis adalah lubang hitam yang menghisap segala sesuatu bagi dirinya sendiri, mengambil kehidupan manusia -- atau dengan kata lain, membunuh manusia. Begitulah kata Tuhan, bahwa iblis adalah pembunuh manusia. Jika mau disebut "the law of attraction" sebenarnya iblis adalah perwujudan sempurna, karena ia menarik segala sesuatu bagi dirinya sendiri, dan membuat orang menarik segala sesuatu untuk dirinya sendiri juga. Pemenang akhirnya tentu si iblis yang merampas jiwa-jiwa manusia.


The Law of Attraction mengajarkan orang untuk memberi pesan pada universe untuk datang pada dirinya; dengan kata lain, menarik segalanya bagi dirinya sendiri. Kesehatannya sendiri, kekayaaannya sendiri, kemakmurannya sendiri, dst... manusia lantas jadi tuhan yang menarik apapun, bukan menjadi anak  Tuhan yang memberi. apakah ini benar?


Lihatlah alam. Alam itu memberi, tidak menarik. Matahari memberi cahayanya. Pohon memberi buahnya. Udara mengalir dari tekanan positif ke negatif. Muatan listrik mengalir dari positif ke negatif. Segala yang positif adalah segala yang memberi, menyediakan. Segala yang negatif adalah segala yang menarik, menghabiskan. Manusia yang positif memberi dirinya bagi Tuhan, memberi dirinya bagi sesama, dan memberi dirinya bagi alam untuk memeliharanya.


Lihatlah sejarah. Kehidupan manusia bisa menjadi baik karena orang-orang yang bersedia memberi, bahkan ketika ia tidak mendapat apa-apa. Kesuksesan orang datang karena ia menyediakan, bukan karena memberi pesan untuk meminta. Dan seseorang bisa menjadi kaya karena ada orang lain yang menyediakan, bukan karena diminta.


The Law of Atttraction? Nggak lah...


Powered by Qumana


04 Agustus 2007

sudah lama

Sudah lama yah... menunggu diisi, menunggu dibaca. Sesukar menulisnya, sesulit itu juga membacanya...