Cari Blog Ini

26 Juni 2011

Tidak Kenal

Orang Yunani mengenal banyak dewa. Ada awalnya adalah para titan, yang terbesar adalah kronos. Titan ini membawa kekacauan, dan ada anak-anak yang keluar darinya, yaitu para dewa, zeus, poseidon, dan hades adalah yang terbesar. Anak-anak kronos berperang melawan ayah mereka sendiri karena membela manusia. Para dewa menang, dan manusia jadi penyembah para dewa.

Tetapi, ketika para titan diperangi para dewa di panggung alam semesta, dari manakah dan siapakah yang menciptakan panggungnya? Bagaimana asal mulanya para titan, yang melahirkan para dewa? Ada Allah, tapi tidak dikenal! Maka, orang Yunani menaruh mezbah untuk Allah yang tidak mereka kenal. Untuk Allah yang lebih besar daripada para titan dan dewa, yang membuat langit dan bumi dan kegelapan jurang tartarus yang menjadi penjara kronos. Siapakah yang dapat membuat jurang penjara yang tidak dapat diatasi oleh kronos yang melahirkan para dewa? Tidak tahu....

Ada yang mengatakan bahwa mustahil manusia bisa tahu Allah seperti ini; mereka inilah yang disebut kaum agnostik. Ada yang bilang bahwa Allah ini sudah menciptakan lalu meninggalkan ciptaannya, yaitu kaum deistik, pengikut deisme. Ada juga yang berusaha mencari Allah yang misterius, walau ada juga yang mengatakan bahwa manusia tidak dapat melihat-Nya karena manusia berada di dalam-Nya.

Kebutuhan manusia untuk menjumpai Allah sedemikian besar, namun yang dapat manusia pikirkan adalah para dewa dan para titan, mahluk yang hebat dan luar biasa tapi masih dalam keterbatasan. Kronos yang hebat itu bisa ditaklukkan oleh kerjasama zeus dan saudara-saudaranya. Artinya mahluk-mahluk ini masih ada dalam keterbatasan, sedangkan manusia mencari yang lebih besar, Allah yang sejati. Hanya Allah sejati saja yang dapat menjawab tuntutan kehidupan manusia.

Bagaimana manusia dapat menjumpai Allah yang sedemikian besar? Jika manusia memikirkannya, maka yang ada merupakan rasa takut yang dalam dan tak terlukiskan. Allah telah menaruh hukum-Nya dalam diri manusia, yaitu segala sesuatu yang didefinisikan sebagai hal 'baik' dan 'benar' oleh umat manusia di segala abad dan tempat. Segala hal yang, diakui oleh manusia sendiri, gagal untuk dipenuhi. Orang jahat mengakui bahwa perbuatannya jahat -- mereka mencoba mencari alasan untuk perbuatan jahat, tapi tidak dapat memutihkan apa yang hitam bernoda. Ketika manusia menjumpai Allah yang menaruh standar kebenaran, tidakkah manusia akan dihakimi menurut perbuatannya sendiri? Siapakah yang dapat membenarkan dirinya di hadapan Allah yang menghakimi dengan adil?

Maka, pencarian Allah yang secara fundamental menjadi kerinduan manusia, akan menjadi kehancuran dan kebinasaan bagi manusia itu sendiri. Allah yang dicari dan diharapkan, menjadi hakim yang memberi hukuman mati -- hukuman yang pantas dan adil bagi manusia yang telah berbuat jahat.

Karena itu, manusia membutuhkan keselamatan, sama seperti manusia membutuhkan Allah. Manusia membutuhkan jalan keselamatan, yang tantangannya harus melampaui kematian.

Itulah berita Injil, seperti yang disampaikan Paulus kepada masyarakat Athena di sidang Areopagus. Orang harus bertobat, selagi masih ada kesempatan. Jika seluruh manusia di muka bumi ini telah mendapat kesempatan mengetahui Injil, maka akan tiba hari penghakiman itu.

Kita sekarang hidup di mana informasi tersebar dengan luas dan mendalam. Berita Injil tersebar dengan kecepatan yang tidak pernah ada dalam sejarah sebelumnya. Semua ini mempercepat hari penghakiman, dan kesempatan bertobat menjadi terbatas.

Carilah Allah dan kebenaran-Nya segera! Tuhan Yesus telah datang dan membuka jalan keselamatan, bergegaslah menerima-Nya!

Terpujilah TUHAN!
Published with Blogger-droid v1.6.8

13 Juni 2011

Turunnya Roh Kudus

Berkumpullah murid murid Yesus di suatu tempat dengan pintu pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang Yahudi. (Yoh 20:19-23)

Tanpa Roh Kudus, ada ketakutan. Coba pikirkan: mereka ini, murid-murid Tuhan Yesus, adalah orang Yahudi. Mereka tidak melakukan sesuatu yang salah yang layak membuat mereka dihukum. Satu-satunya yang bisa dianggap "salah" adalah, karena mereka mengikuti ajaran Tuhan Yesus.

Kalau diperhatikan, Tuhan Yesus juga tidak pernah melanggar esensi dari Hukum Taurat. Orang Farisi dan ahli Taurat berkali-kali berupaya untuk menjatuhkan, mencobai Yesus, dan mereka tidak berhasil sampai akhirnya mereka menunjuk pada satu pernyataan Yesus: Aku dan Bapa adalah satu. Itulah "kesalahan" yang tidak pernah disangkal Yesus. Mereka yang menyalibkan-Nya berpegang pada ketidakpercayaan, mengubah orang baik menjadi monster menakutkan. Itulah yang membuat takut para murid!

Namun, bukankah para murid juga sudah mengetahui kebangkitan Tuhan Yesus? Bukankah mereka sudah melihat-Nya terangkat naik ke Surga? Apakah semua itu tidak cukup untuk membuat para murid percaya dan bersemangat serta menjadi termotivasi dan berani? Ternyata, tidak!

Keberadaan para murid, keberadaan kita juga, ditentukan oleh turunnya Roh Kudus dan pengakuan kita atas kuasa-Nya. Roh Tuhan saja yang membuat para murid menjadi berani. Roh Tuhan juga yang membuat kita bergerak, memberitakan Injil, dan membuat perbedaan.

Hari ini, akuilah Kuasa dari Roh Kudus. Kita tidak dapat memberitakan Injil atau melayani tempat jauh, atau menjadi cukup berani untuk perubahan, jika kita tidak disertai Roh Kudus. Bukan program, atau kesadaran kita, atau kekayaan dan pengetahuan atau pengaruh, yang membuat kita berhasil. Gereja yang sukses bukan gereja yang paling ramah atau bagus pelayanannya, bukan gereja yang paling bagus nyanyian dan alat musik dan gedungnya. Gereja yang sukses adalah gereja yg merindukan Tuhan, merindukan melihat karya-Nya, dan berharap agar Roh Kudus bekerja dalam diri setiap umat.

Terpujilah TUHAN!
Salam kasih,
Donny
Published with Blogger-droid v1.6.8