Yoh 13:31-35 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Bagian ini adalah hal yang hanya disediakan untuk murid yang sejati. Ini adalah saat Perjamuan Terakhir, malam sebelum Tuhan Yesus mau ditangkap. Di antara murid-murid-Nya, Yudas Iskariot adalah pengkhianat. Tuhan Yesus menyuruhnya pergi, demikianlah Yudas yang dikuasai iblis meninggalkan tempat itu.
Apa yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya?
Ada tiga hal.
Yang pertama: Allah mempermuliakan Tuhan Yesus dan dengan begitu, Tuhan Yesus juga mempermuliakan Allah. Mulia adalah mengangkat, mengutamakan, membuat menjadi sangat tinggi, sangat berharga. Ini adalah suatu pilihan: ketika kita mempermuliakan Tuhan, saat itu juga kita merendahkan semua yang lain. Tuhan menjadi lebih tinggi dari segala sesuatu dalam hidup, tidak ada yang menyamai-Nya. Ketika kita melakukan itu, maka Tuhan juga akan mengangkat kita, mengutamakan kita lebih tinggi dari yang lain.
Seseorang menjadi remaja dengan belajar untuk memilih apa yang utama dalam hidup. Kita belajar untuk memilih berbagai hal-hal; masa remaja adalah masa di mana orang memperoleh lebih banyak pilihan-pilihan, lebih terbuka kepada berbagai pandangan dan bebas menentukan sikap. Akhirnya, remaja harus memilih apa yang lebih utama, lebih penting dalam hidup. Apakah mau memilih Tuhan, memuliakan Tuhan? Jika kita melakukan itu, maka kita merendahkan yang lain. Tidak mungkin memuliakan Tuhan sekaligus memuliakan kesenangan, misalnya. Tidak mungkin dilakukan.
Yang kedua: Tuhan Yesus memberi tahu mereka: ke tempat Tuhan Yesus pergi, tidak mungkin murid-murid datang kesana. Tuhan Yesus pergi ke Sorga. Murid-murid tidak bisa menyusul ke sana, tidak ada manusia hidup yang bisa ke Sorga . Ini adalah suatu perpisahan, saat terakhir, Perjamuan Terakhir.
Sejak Tuhan Yesus pergi, tidak ada lagi orang yang dapat menemukan-Nya di mana Ia berada. Tuhan Yesus dulu adalah sosok yang seperti manusia lainnya, berjalan-jalan di atas bumi, menemui dan ditemui banyak orang. Orang tidak perlu PERCAYA pada keberadaan Tuhan Yesus; Ia terlihat ada di sini. Tetapi setelah Ia pergi, sosok-Nya tidak lagi ditemukan. Kalau orang tidak menemukan Tuhan Yesus, maka orang harus PERCAYA keberadaan Tuhan Yesus dan segala sesuatu yang dikerjakan-Nya.
Menjadi Remaja sekarang: kita harus percaya; kita tidak bisa membuktikan keberadaan Tuhan Yesus. Kalau kita memuliakan Tuhan Yesus, maka kita harus yakin akan kehadiran Tuhan Yesus beserta segala hal yang diajarkan-Nya itu BENAR. Saat ini banyak orang yang tidak mau percaya karena tidak mau memuliakan Tuhan. Dosa telah membuat manusia kehilangan kemuliaan Tuhan, dalam arti manusia tidak lagi mau mengutamakan Tuhan dan menaati perintah-Nya. Tetapi, mempercayai Tuhan Yesus melepaskan kita dari kuasa dosa, maka kita menjadi mampu mengutamakan Tuhan, bisa memuliakan Tuhan. Percayalah dalam hati, dan mengakulah dengan mulut, dengan kata-kata.
Yang ketiga: Tuhan Yesus memberi PERINTAH baru kepada murid-Nya, untuk saling mengasihi. Nah, hukum Taurat sudah lama memberikan perintah untuk mengasihi Tuhan dan sesama seperti mengasihi diri sendiri. Namun Tuhan Yesus memberi standar baru: seperti Tuhan Yesus mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah para murid harus mengasihi satu sama lain. Ini adalah kasih yang lebih tinggi, kasih yang memberikan nyawa bagi sahabat-sahabat. Kalau nyawa saja bersedia diberikan, apalagi yang tidak akan diberikan? Tapi, bukan itu saja. Kasih Tuhan Yesus adalah kasih yang sepenuhnya berada di dalam KEBENARAN. Tuhan Yesus tidak mengasihi secara emosi atau nafsu yang tidak berpikir, yang tidak melihat kebenaran. Sebaliknya, kasih-Nya adalah kebenaran yang ditunjukkan-Nya. Ya adalah Ya, Tidak adalah Tidak. Kebenaran dalam kesetiaan, kebenaran dalam memilih jalan dan cara hidup.
Mengasihi dalam cara Tuhan Yesus adalah memberikan kehidupan, nyawa, agar sahabat-Nya hidup dalam kebenaran. Tuhan Yesus adalah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Kasih-Nya membakar semua ketidakbenaran; kalau orang dikasihi Tuhan, ia harus bersedia diubah, sehingga menjadi bersih. Diubah menjadi jujur, menjadi berani mengutamakan apa yang betul, berani menyatakan apa yang salah. Menjadi orang yang berani menegur temannya, karena sangat-sangat mengasihi teman, supaya teman menjadi orang yang benar. Bersedia mati supaya teman menjadi benar. Itu adalah PERINTAH baru yang diberikan.
Kalau perintah ini dilakukan, maka dunia menjadi tahu bahwa inilah murid-murid-Nya, karena saling mengasihi dengan cara Tuhan. Dunia tidak memahami cara ini. "Mengasihi" bagi dunia adalah memuaskan nafsu, emosi. Bagi dunia, kasih adalah buta, tidak melihat, tidak mempertimbangkan kebenaran. Cinta menjadi sesuatu yang dirasa, yang enak, yang asyik. Dunia tidak mengerti cara Tuhan Yesus mengasihi, tidak paham bahwa mengasihi harus berada dalam kebenaran, sehingga memberi kehidupan.
Dunia tidak mengenal kehidupan; bagi dunia segala sesuatu akan berakhir dalam kematian. Bagi dunia, kematian adalah hal yang pasti, karena itu selagi masih hidup marilah bersenang-senang --demikian kata Pengkhotbah-- hanya ingatlah agar tidak melakukan hal yang salah karena nanti orang dihakimi. Jangan melakukan hal yang salah -- tetapi juga tidak memikirkan untuk melakukan hal yang benar. Mengasihi adalah bersama-sama bersenang-senang dan tidak mengganggu orang lain, tidak berbuat salah kepada orang lain. Mengasihi dalam cara dunia adalah egois, memikirkan kelompok sendiri saja untuk menjadi asyik sendiri, tidak bikin salah kepada orang lain.
Bagi murid-murid Tuhan Yesus, cara mengasihi sama sekali berbeda. Kita memiliki jaminan hidup yang kekal. Kita harus hidup dalam kekekalan -- dan kita tidak mau membawa noda dalam hidup kekal. Orang Kristen bersedia kehilangan nyawa untuk mengasihi dalam kebenaran, karena sudah lebih dahulu memiliki jaminan akan hidup kekal. Orang yang kehilangan nyawanya akan memperolehnya kembali.
KESIMPULAN
Ini adalah tiga pesan utama yang diberikan hanya bagi murid Tuhan Yesus:
1. Muliakan Tuhan. Tinggikan Tuhan.
2. Percayalah kepada Tuhan, walaupun kita tidak bisa melihat-Nya.
3. Taatilah perintah-Nya: saling mengasihi dalam kebenaran, sehingga melakukan apa yang benar
PERTANYAAN
Apakah kita adalah murid-murid Tuhan? jika YA, maka kita harus melakukan tiga hal ini dengan sungguh-sungguh.
YA, Amin!