Dalam bulan Juli 2004 ini, ada suatu perubahan dalam posisi pekerjaan. Sekarang, saya diposisikan untuk mengelola sistem informasi manajemen seluruh perusahaan dalam grup. Saya harus melepaskan posisi saya sebelumnya sebagai kepala departemen merchantdiser DAN kepala departemen MIS di perusahaan untuk menangani yang lebih luas.
Lebih memusingkan. Ada begitu banyak perusahaan (tepatnya 7) yang perlu digarap, padahal tenaga kerja minim yang bisa membantu. Satu hal yang nampak di sini: ternyata tidak ada satu pun yang bisa dilepas begitu saja, semuanya membutuhkan sesuatu untuk dikerjakan. Dan ternyata pula, memperbaiki lebih sukar daripada membuat...
Jadi, ada sistem yang harus diubah. Ah.... seandainya saja mereka telah membuat hal yang benar sejak awal, sejak kesempatan pertama menyusunnya, pasti tidak sesukar ini....
Donny A. Wiguna, ST, MA, CFP® QWP® AEPP® QFE. Perencana Keuangan Profesional. Pengajar Keuangan. Pengikut Kristus.
Cari Blog Ini
27 Juli 2004
05 Juli 2004
Bingung Milih
Ealah, ternyata pada akhirnya... bingung. Tepatnya, pada saat harus mencoblos salah satu calon presiden, muncul keraguan dalam hati (yang sebelumnya, juga tidak pernah merasa pasti!). Sebenarnya strategi yang disusun mudah saja: carilah mana capres-cawapres yang tidak akan dipilih, sampai pada akhirnya tinggal satu saja yang tersisa. Kenapa pakai strategi ini? Karena dari seluruh calon yang diajukan, tidak ada satu pun yang benar-benar dapat sepenuhnya dipercaya. Jadi, cari yang paling baik di antara yang buruk, begitu.
Sederhananya sih, tinggal satu yang tersisa lantas dicoblos. Tapi, di akhir periode timbang-menimbang, ada dua yang tersisa. Yang satu Pak Susilo, yang lain Ibu Mega. Pak Susilo baik dan strategis, tapi agak sukar untuk mempercayainya, apalagi dengan koalisinya dengan orang-orang yang tidak meyakinkan semacam PBB dan Pak Yusril itu. Pandai sih pandai, tapi terlalu arogan dan tidak tulus dan fanatik pada agama... Demikian juga dengan Pak Jusuf Kalla yang diisukan macam-macam.
Kalau Ibu Mega lebih tulus kelihatannya, juga lebih terbuka pada segala golongan, termasuk Kristen. Tapi ya itu, selama ini sudah terbukti dan teruji bahwa beliau tidak terampil dalam menangani isu-isu. Mungkin Ibu Mega sudah kerja keras ya... tapi masih kurang tegas dengan bawahan. Juga tidak ada perubahan apa-apa dalam menangani birokrasi, sehingga di tangannya terjadi korupsi lebih dahsyat lagi.
Jadi, pilih siapa? Akhirnya, ketulusan cinta dan kenikmatan lebih penting. Saya mencoblos istri saya... (maksudku, pilihlah perempuan).
Sederhananya sih, tinggal satu yang tersisa lantas dicoblos. Tapi, di akhir periode timbang-menimbang, ada dua yang tersisa. Yang satu Pak Susilo, yang lain Ibu Mega. Pak Susilo baik dan strategis, tapi agak sukar untuk mempercayainya, apalagi dengan koalisinya dengan orang-orang yang tidak meyakinkan semacam PBB dan Pak Yusril itu. Pandai sih pandai, tapi terlalu arogan dan tidak tulus dan fanatik pada agama... Demikian juga dengan Pak Jusuf Kalla yang diisukan macam-macam.
Kalau Ibu Mega lebih tulus kelihatannya, juga lebih terbuka pada segala golongan, termasuk Kristen. Tapi ya itu, selama ini sudah terbukti dan teruji bahwa beliau tidak terampil dalam menangani isu-isu. Mungkin Ibu Mega sudah kerja keras ya... tapi masih kurang tegas dengan bawahan. Juga tidak ada perubahan apa-apa dalam menangani birokrasi, sehingga di tangannya terjadi korupsi lebih dahsyat lagi.
Jadi, pilih siapa? Akhirnya, ketulusan cinta dan kenikmatan lebih penting. Saya mencoblos istri saya... (maksudku, pilihlah perempuan).
Langganan:
Postingan (Atom)