Tetapi, ketika para titan diperangi para dewa di panggung alam semesta, dari manakah dan siapakah yang menciptakan panggungnya? Bagaimana asal mulanya para titan, yang melahirkan para dewa? Ada Allah, tapi tidak dikenal! Maka, orang Yunani menaruh mezbah untuk Allah yang tidak mereka kenal. Untuk Allah yang lebih besar daripada para titan dan dewa, yang membuat langit dan bumi dan kegelapan jurang tartarus yang menjadi penjara kronos. Siapakah yang dapat membuat jurang penjara yang tidak dapat diatasi oleh kronos yang melahirkan para dewa? Tidak tahu....
Ada yang mengatakan bahwa mustahil manusia bisa tahu Allah seperti ini; mereka inilah yang disebut kaum agnostik. Ada yang bilang bahwa Allah ini sudah menciptakan lalu meninggalkan ciptaannya, yaitu kaum deistik, pengikut deisme. Ada juga yang berusaha mencari Allah yang misterius, walau ada juga yang mengatakan bahwa manusia tidak dapat melihat-Nya karena manusia berada di dalam-Nya.
Kebutuhan manusia untuk menjumpai Allah sedemikian besar, namun yang dapat manusia pikirkan adalah para dewa dan para titan, mahluk yang hebat dan luar biasa tapi masih dalam keterbatasan. Kronos yang hebat itu bisa ditaklukkan oleh kerjasama zeus dan saudara-saudaranya. Artinya mahluk-mahluk ini masih ada dalam keterbatasan, sedangkan manusia mencari yang lebih besar, Allah yang sejati. Hanya Allah sejati saja yang dapat menjawab tuntutan kehidupan manusia.
Bagaimana manusia dapat menjumpai Allah yang sedemikian besar? Jika manusia memikirkannya, maka yang ada merupakan rasa takut yang dalam dan tak terlukiskan. Allah telah menaruh hukum-Nya dalam diri manusia, yaitu segala sesuatu yang didefinisikan sebagai hal 'baik' dan 'benar' oleh umat manusia di segala abad dan tempat. Segala hal yang, diakui oleh manusia sendiri, gagal untuk dipenuhi. Orang jahat mengakui bahwa perbuatannya jahat -- mereka mencoba mencari alasan untuk perbuatan jahat, tapi tidak dapat memutihkan apa yang hitam bernoda. Ketika manusia menjumpai Allah yang menaruh standar kebenaran, tidakkah manusia akan dihakimi menurut perbuatannya sendiri? Siapakah yang dapat membenarkan dirinya di hadapan Allah yang menghakimi dengan adil?
Maka, pencarian Allah yang secara fundamental menjadi kerinduan manusia, akan menjadi kehancuran dan kebinasaan bagi manusia itu sendiri. Allah yang dicari dan diharapkan, menjadi hakim yang memberi hukuman mati -- hukuman yang pantas dan adil bagi manusia yang telah berbuat jahat.
Karena itu, manusia membutuhkan keselamatan, sama seperti manusia membutuhkan Allah. Manusia membutuhkan jalan keselamatan, yang tantangannya harus melampaui kematian.
Itulah berita Injil, seperti yang disampaikan Paulus kepada masyarakat Athena di sidang Areopagus. Orang harus bertobat, selagi masih ada kesempatan. Jika seluruh manusia di muka bumi ini telah mendapat kesempatan mengetahui Injil, maka akan tiba hari penghakiman itu.
Kita sekarang hidup di mana informasi tersebar dengan luas dan mendalam. Berita Injil tersebar dengan kecepatan yang tidak pernah ada dalam sejarah sebelumnya. Semua ini mempercepat hari penghakiman, dan kesempatan bertobat menjadi terbatas.
Carilah Allah dan kebenaran-Nya segera! Tuhan Yesus telah datang dan membuka jalan keselamatan, bergegaslah menerima-Nya!
Terpujilah TUHAN!
Published with Blogger-droid v1.6.8