Cari Blog Ini

24 Desember 2006

Selamat Natal

Salam dalam kasih Kristus,

/>SELAMAT NATAL

SELAMAT NATAL

SELAMAT NATAL

SELAMAT NATA

SELAMAT NAT

SELAMAT NA

SELAMAT N

SELAMAT



Benar, dengan setulusnya dan dengan segenap hati, saya mengucapkan selamat. Tentang Natalnya, tentu saya juga ucapkan, tetapi mungkin tidak semua teman mengerti apa maksudnya "Natal". Kalau kata "SELAMAT", semua orang mengerti. Semua orang tahu. Semua orang mau.



Siapa yang tidak mau selamat? Kata "selamat" berhubungan dengan keberuntungan, keamanan, kesehatan, kesejahteraan, serta segala hal baik lain yang diimpikan manusia. Kita tentu ingin semua damai, semua senang, semua bahagia; itulah selamat. Kita menginginkannya setiap waktu, itulah sebabnya kita mengucapkan "selamat pagi", "selamat siang", "selamat sore", dan "selamat malam". Sudah merupakan sopan santun dan kebiasaan kita, orang Indonesia, untuk mengucapkannya setiap saat, baik dalam perjumpaan maupun pembicaraan di telepon. Peristiwa Natal pun tidak jauh dari "selamat", dan kita mengharapkan apa yang baik di saat istimewa ini.



Berapa banyak yang memahami makna "NATAL" dalam ucapan "Selamat Natal"? Mari kita lihat.



Yang pertama, "Natal" artinya "kelahiran". Kelahiran siapa? Tentu saja, kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Tetapi sampai di sini sudah timbul beberapa penyangkal, karena ternyata ada juga orang yang tidak mengakui kelahiran Yesus. Mereka ini bilang, mungkin ada orang yang namanya Yesus dan menjadi orang istimewa sekitar 2 millenium lalu, tetapi tentunya tidak lahir seperti yang digambarkan. Ibu-Nya bukan seorang anak gadis perawan, lahirnya tidak diiringi kehadiran malaikat di padang, dan orang-orang majus hanya rekaan belaka. Semua hanya legenda yang dikisahkan oleh orang-orang yang begitu ingin percaya, serupa dengan banyak kebudayaan lain pada waktu itu. Mereka menunjukkan berbagai cerita hikayat dari mesopotamia, dari yunani, dari entah mana lagi, yang menunjukkan cerita yang mirip. Kata mereka: bukan hanya Yesus yang lahir dari anak dara! Semuanya sama: hanya kisah belaka.



Nah, waktu mereka mengucapkan "Selamat Natal", kira-kira apa maksud "Natal" dalam ucapan selamat itu?



Pemahaman ini berbeda dengan apa yang saya maksudkan dengan SELAMAT NATAL. Karena saya mengucapkan Natal karena yakin dan percaya dengan sepenuh hati, bahwa 2 millenium lalu sungguh telah lahir seorang bayi dari anak dara Maria, yang bernama Yesus, dan menjadi Tuhan dan Kristus. Ini bukan rekaan, bukan kisah, melainkan sejarah -- serupa dengan sejarah kelahiran saya sendiri, atau sejarah kelahiran nenek moyang saya. Ini sejarah yang nyata dan menentukan keberadaan keluarga saya, sekalipun kami tidak tahu detil kelahiran nenek moyang kami -- hanya tanggal saja. Kita bahkan sebenarnya tidak tahu tanggal kelahiran Yesus Kristus, tetapi kita tahu bahwa kelahiran-Nya nyata dan bermakna.



Yang kedua, kelahiran dalam "Natal" merupakan kelahiran yang istimewa, karena inilah kelahiran Juru Selamat. THE Savior. Kelahiran-Nya bukan sesuatu yang biasa, seperti kelahiran milyaran manusia lainnya, melainkan reinkarnasi ALLAH yang menjadi manusia. Tetapi, bagian ini pun disangkali sejumlah orang. Mereka tidak menganggap kelahiran-Nya istimewa, atau ada sesuatu yang perlu diperhatikan dari keberadaan diri-Nya, karena Ia dianggap manusia saja. Orang yang istimewa, tetapi masih manusia biasa dengan segala kesalahan dan kekurangan. Mereka mengatakan, murid-murid-Nya membuat Dia menjadi seperti dewa dengan segala kuasa dan mujizat, tetapi semua itu mitos, a myth. Allah mungkin ada di luar sana, tetapi Ia tidak akan turun dan membatasi diri-Nya dengan menjadi manusia; untuk apa? Bukankah Allah bisa memperoleh apa pun yang dikehendaki-Nya, hanya dengan cara berfirman? Sebaliknya, Allah sudah membuat awal dunia ini, membiarkannya berevolusi, dan mungkin Allah tidak lagi peduli. Kini adalah bagian manusia untuk mengerti alam semesta ini dan memanfaatkannya, demikianlah keyakinan mereka. Jadi, kelahiran Yesus adalah kelahiran seorang besar yang ajarannya menjadi pedoman moral bagi banyak budaya di muka bumi, demikianlah mereka simpulkan.



Ini kesimpulan yang berbeda, karena saya yakin dan percaya bahwa Yesus adalah Allah dengan segala kemuliaan-Nya, yang mengosongkan diri-Nya dan lahir sebagai manusia, menjadi Anak Manusia. Maka, peristiwa Natal adalah kejadian yang amat luar biasa, karena itulah saat di mana Allah berada di tengah-tengah manusia, memancangkan batu pertama Kerajaan Allah di atas dunia dengan darah dan daging-Nya sendiri. Tuhan Yesus adalah Allah yang luar biasa, yang menyatakan diri dengan segala tanda dan mujizat yang jelas, nyata, dan disaksikan banyak orang. Tidak ada orang yang merekayasa segala mujizat itu, semuanya adalah apa yang terjadi, yang mempengaruhi hidup banyak orang, bahkan hingga hari ini.



Yang ketiga, kelahiran Tuhan Yesus ada tujuannya, yaitu untuk mendatangkan keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Perjalanan Yesus bukanlah perjalanan yang mudah, karena Ia menuju penderitaan, bahkan kematian di kayu salib di Golgotha, agar Ia bangkit kembali pada hari ketiga. Ah, namun hal ini pun tidak diterima semua orang. Sebaliknya, banyak orang menyangkali penderitaan Yesus, kematian Kristus, apalagi kebangkitan-Nya. Mereka mengatakan bahwa Yesus tidak mati disalib, karena sebenarnya ada yang menggantikan Dia; kalau Yesus diangkat naik ke Sorga, bukan Dia yang mengalami salib -- katanya, bagaimana mungkin orang suci dari Allah mengalami penistaan sehebat itu? Kelahiran Yesus adalah kelahiran nabi Allah yang besar, yang luar biasa mulia dan perkasa, dan tidak ada keburukan yang terjadi terhadap-Nya. Soal dosa manusia, urusannya adalah bagaimana manusia mencari pahala mengimbangi kesalahan yang dilakukannya. Maka mereka melakukan segala ritual dan puasa dan mengatur cara hidup serta masyarakatnya.



Tapi, mereka tidak mengerti bahwa makna tertinggi, yang membuat Kristus dimuliakan Allah, adalah pengorbanan-Nya di kayu salib. Kelahiran Yesus bukan hanya untuk menjadi "nabi Allah" atau orang besar, melainkan untuk menebus dosa manusia. Ia menggantikan kita menerima hukuman, menanggung salib yang seharusnya kita alami. Itu adalah tujuan yang amat mulia, yang diselesaikan-Nya dengan sempurna. Itulah sebabnya, kita sampai hari ini merayakan Perjamuan Kudus, seperti yang dikehendaki-Nya untuk selalu kita ingat. Ya, jangan pernah melupakan Paskah ketika merayakan Natal.



Maka, dengan begitu banyak orang yang memiliki keyakinan berbeda tentang NATAL, maka ijinkan saya sekali lagi mengucapkan SELAMAT. Karena, rasanya Tuhan Yesus pun datang untuk memberi keselamatan, bukan menjadi raja yang menguasai dunia (walaupun, sebenarnya DIA ADALAH RAJA). Maka semangat Natal adalah semangat untuk memberi "Selamat" kepada semua orang, apa pun yang ia yakini, bagaimana pun caranya ia percaya, bahkan sekalipun ia tidak percaya sama sekali pada Tuhan. Karena, tak peduli apa pun keyakinannya (atau ketidak-yakinannya), manusia membutuhkan selamat dalam segala hal yang dikerjakannya, dalam perjalanannya, dan dalam perang yang dilakukannya.



Mudah-mudahan, SELAMAT itu bisa dirasakan banyak orang, menyentuh hati mereka, mengubah hidup mereka. Mudah-mudahan, mereka bukan saja menikmati apa yang disampaikan dengan ucapan selamat, tetapi juga boleh mengerti NATAL, karena hanya dalam NATAL itu saja terkandung keselamatan yang sesungguhnya. Hanya dalam Nama Yesus saja orang diselamatkan, dan tidak ada nama lain di bawah kolong langit ini yang olehnya manusia bisa memperoleh selamat. Karena kita mengasihi sesama manusia, seperti Allah mengasihi dunia.



Salam kasih,

Donny



Tidak ada komentar: