Cari Blog Ini

23 Desember 2006

Superman

Saya belakangan ini sering menonton film seri "Smallville". Oh ya, ini cerita tentang Superman muda, semasa ia masih baru 16 tahun dan dipanggil Clark Kent. Rasanya begitu menarik menontonnya, melihat bagaimana seorang remaja menghadapi masalah dalam hidupnya karena ia begitu istimewa.



Betul, memang dari kecil saya nge-fans pada Superman, selalu berkhayal bisa melayang kesana ke mari dan menyelamatkan orang-orang. Tetapi, seri ini memberi perspektif lain, karena para penulis dan sutradaranya cukup kreatif untuk menampilkan bagaimana seandainya ada Clark Kent, putra Kripton, yang bersekolah dan menghadapi keseharian yang aneh-aneh di Smallville.



Yang pertama, tentu saja ia tidak dapat menyatakan jati diri yang sebenarnya. Masalahnya, hal-hal akan terjadi berbeda atas dirinya; dia kan tidak akan mati kena peluru, kena api, atau harus bertahan menghadapi tornado. Tidak perlu. Clark Kent mempunyai tubuh dan kemampuan yang ajaib, yang membuatnya menjadi berbeda. Tapi justru disanalah masalahnya: ia berbeda. Ia ajaib.



Ini memang hanya tontonan, dari sebuah cerita yang sudah lama sekali (menurut ukuran jaman modern) tentang Superman -- yang masih digemari hingga saat ini.

Namun, ada hal lainnya.



Kadang-kadang, saya merenung bahwa kita dalam satu atau lain hal, serupa dengan Clark Kent. Coba lihat: Clark Kent mempunyai bapa di dunia ini, tetapi Bapa yang sebenarnya adalah Jor-El, dari Kripton. Ia meninggalkan dunianya yang musnah, meninggalkan segala keajaiban budaya dan teknologi yang amat maju, untuk hidup sebagai anak petani di kota yang kecil. Bukankah kita pun memiliki Bapa di Surga, namun tetap hidup di atas planet bumi ini?



Kita memang tidak mempunyai kekuatan fisik yang super, seperti yang dimiliki Clark Kent. Tetapi kita mempunyai Roh Kudus, yang jauh melebihi segala roh yang ada di muka bumi ini, dan memampukan kita menghadapi berbagai macam hal dengan cara yang berbeda.



Yang pertama, kita tidak lagi takut pada kematian. Ini sangat membedakan kita dari segala manusia lain. Bukan berarti kita tidak akan mati, tetapi kematian tubuh ini hanya sementara karena hidup kita yang sebenarnya adalah kekal.



Yang kedua, kita juga tidak takut pada penderitaan, selama kita berada dalam kebenaran dan keadilan karena Kristus. Jika kita menderita karena Kristus, itu adalah anugerah, suatu kesempatan yang luarbiasa untuk turut mengalami kesusahan Kristus. Bagi Rasul Paulus, itu adalah suatu karunia yang hebat.



Yang ketiga, kita pun tidak perlu takut pada kehilangan. Banyak orang merasa takut kehilangan sesuatu di atas bumi ini, kehilangan harta, kehilangan kesempatan berkuasa. Tetapi kita tahu bahwa harta kita berada di Surga, di mana ngengat dan karat tidak dapat merusakkannya dan pencuri tidak dapat mengambilnya. Kita yang berada dalam Kristus akan berkuasa untuk melayani, sedemikian rupa sehingga yang terbesar di antara kita adalah yang paling besar dalam melayani.



Bukankah karunia-karunia untuk beriman ini telah membuat kita menjadi super, dalam aspek tertentu? Tetapi itu bukan untuk disombongkan, sebaliknya kita hanya menjadi orang biasa yang menahan diri, merendahkan diri. Dan indahnya, kita tidak perlu menyembunyikan identitas kita, atau kemampuan kita di dalam Tuhan dengan cara berdusta seperti yang dilakukan Clark Kent (dan lama-lama jadi menyebalkan juga).



Tidak perlu berdusta, karena kita pun bisa mengajak orang yang kita kasihi untuk mengalami keajaiban menjadi anak-anak Tuhan. Bukan hanya kita, tetapi kepada mereka pun Tuhan memberikan karunia menjadi anak-anak-Nya, jika kita bersedia untuk memberitakannya.



Bukankah ini super? Terpujilah TUHAN!



Salam kasih,

Donny

Tidak ada komentar: