Kol 1:9-12 Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah, dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Orang-orang di Kolose pada waktu itu tidak lebih mudah hidupnya. Di antara penduduk yang menyembah dewa-dewi, dengan cara hidup yang campur baur antara yunani dan romawi, juga budaya asia, orang yang hidupnya mengikuti Kristus adalah minoritas yang unik. Mereka menjadi keunikan yang lain di samping orang-orang Yahudi yang sudah lebih dahulu tinggal di sana, di mana tidak semua orang Yahudi bersikap ramah dan bersahabat. Tetapi orang-orang Kristen di Kolose bertahan, di tengah berbagai konflik dan hasutan, antara lain oleh orang yang meninggikan diri oleh 'penglihatan' dan beribadah kepada malaikat.
Paulus barangkali tidak pernah menjejakkan kaki sendiri di Kolose, karena yang mengembangkan gereja di sana adalah Epafras. Tetapi Rasul ini tahu apa yang sungguh-sungguh dibutuhkan oleh jemaat di Kolose, yaitu segala hikmat dan pengertian yang benar. Dengan hikmat dan pengertian yang benar, orang Kristen dapat mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Secara lengkap, kita dapat melihat demikianlah urutannya:
1. Menerima segala hikmat dan pengertian yang benar --> adalah untuk:
2. Mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna --> sehingga
3a. Hidup layak di hadapan-Nya
3b. Berkenan kepada-Nya dalam segala hal
3c. Memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik
4. Bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah
5. Dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya --> untuk
6a. Menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar
6b. Mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa -->
7. Melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang
Semua ini dimulai oleh hikmat dan pengertian yang benar. Ini adalah hal yang penting; tetapi betapa sering kita melewatkan hal ini! Untuk mengetahui kehendak Tuhan, orang membutuhkan pemahaman, bukan sekedar perasaan senang, bahkan bukan sekedar pengalaman yang ajaib bersama Roh Kudus. Ada yang merasa bahwa dirinya sudah mengetahui "kehendak Tuhan" karena semalam mendapatkan sesuatu di dalam mimpinya, atau mendengar suatu suara berbicara di dalam hatinya, tetapi secara keseluruhan ia tidak memahami garis besarnya.
Ada juga yang mengatakan, kita manusia tidak perlu tahu atau mengerti bagaimana rancangan Tuhan yang besar dan mulia, yang penting taat saja setiap saat untuk segala hal yang muncul sekarang. Nah, tentu saja kita tidak dapat mengerti segala rancangan Allah, dan pasti kita harus bersikap taat setiap saat, namun tidak pernah dikatakan bahwa kita tidak perlu mengerti dengan benar mengenai apa yang Tuhan inginkan. Kita perlu menerima hikmat dan pengertian yang benar, adalah untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna! Bukan hanya sepotong. Bukan cuma sekedarnya, atau sambil lalu -- seperti prajurit yang bergerak hanya berdasarkan komando, tanpa mengerti seperti apa jalannya pertempuran.
Tuhan mau kita juga mengerti garis besar rancangan-Nya, dan kita bukan hanya hidup serta melakukan segala sesuatu bagi Tuhan di hari ini, melainkan juga untuk masa depan. Sayangnya, orang masih banyak yang melihat 'ketaatan' sebagai persyaratan untuk 'hidup yang berlimpah' dalam waktu dekat, membuat tindakan religius sebagai sebab dari kehidupan yang lebih sehat, lebih makmur, lebih menyenangkan -- secepatnya. Ini adalah akibat dalam jangka pendek, di mana yang dapat diperhatikan sifatnya terbatas yaitu di sekitar kehidupannya sendiri saja.
Perhatikanlah, pengetahuan akan kehendak Tuhan adalah untuk menjadikan kehidupan orang Kristen layak dihadapan-Nya, berkenan kepada-Nya dalam segala hal, memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik. Ini bukan sesuatu tentang apa yang terjadi pada diri orang Kristen, bukan berbicara tentang apa 'berkat' yang kita terima, melainkan tentang bagaimana kita bekerja, mengambil keputusan-keputusan, dan menjadikan diri kita nampak baik di hadapan TUHAN. Apakah kita kelihatan oke di hadapan TUHAN karena kite mempunyai rumah atau mobil atau kesenangan seperti yang kita mau? Apakah kita akan diterima-Nya karena kita bisa mendapat posisi yang terhormat di Gereja, mendapatkan kekaguman dari orang lain untuk kedermawanan kita, atau karena kita bisa beraktivitas 4 hari dalam seminggu di Rumah Tuhan?
Pada akhirnya, yang penting bukanlah apa yang kita konsumsi dan bukan apa yang kita terima, melainkan apa yang kita produksi, apa yang kita hasilkan. TUHAN itu baik; Dia memberikan harta yang kita butuhkan, kesempatan untuk melayani di Gereja, kemampuan dan kapasitas, bahkan karunia untuk melakukan hal-hal yang besar. Itu adalah apa yang TUHAN berikan, dan Dia tidak terkesan karena kita menerimanya. Mungkin rasanya sama seperti kalau kita baru saja memberikan hadiah yang bagus sekali kepada anak, mungkin baru saja memberikan padanya sebuah netbook baru (laptop yang ukurannya mini) kepada anak kita yang baru naik kelas. Kenyataan bahwa anak itu sekarang mempunyai barang yang canggih dan mahal tidak akan mengesankan kita -- toh itu adalah hasil dari apa yang kita perbuat, bukan? Tetapi, ketika anak kita melakukan sesuatu dengan netbooknya, kita bisa terkesan. Ketika anak itu membuat hal-hal yang baik, yang berguna, itulah yang kita hargai.
Bagi Tuhan, hasil yang mengesankan-Nya adalah ketika kita bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang-Nya. Kata 'bertumbuh' di sini berarti berubah, menjadi makin banyak, makin akurat, dan semakin mampu membedakan apa yang sungguh-sungguh dikehendaki Allah. TUHAN mempunyai karakteristik tertentu yang konsisten dan unik, yang tidak dapat langsung dipahami manusia, tetapi bisa dipelajari. Orang yang sungguh-sungguh dapat mulai mengerti bahwa Tuhan itu begini dan tidak begitu, tentang apa yang Dia kehendaki dan tidak kehendaki.
Bagaimana dengan prestasi-prestasi? Kita barangkali lebih menyukai kalau Tuhan melihat, "TUHAN, lihat aku sudah membangun Gereja ini!" Tapi, kalau kita mengatakan demikian, maka kita tidak sungguh-sungguh mengenal-Nya, juga tidak benar-benar mengenal dunia di mana kita tinggal. Siapa di dunia ini yang dapat mengklaim sesuatu adalah sepenuhnya merupakan hasil karyanya sendiri? Dan sekalipun ada orang yang bisa membuat sesuatu yang mengesankan, darimanakah dia mendapatkan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang luar biasa itu? Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, segala kesanggupan kita pun merupakan karya Allah.
Demikianlah, jika ada sesuatu yang benar-benar kita hasilkan, itu adalah pengenalan yang benar tentang-Nya, karena kita sungguh-sungguh memang menginginkannya. Jika kita mengenal-Nya, maka kita pun akan memahami tentang kuasa-Nya. Maka kita pun bisa turut ada dalam situasi dimana kita dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya. Ini hasil karya Roh Kudus -- bukan kita yang berkuasa. Tetapi turunnya Roh Kudus menyertai kita telah membuat kita dapat menanggung situasi-situasi yang lebih sulit, karena pada kita kini ada cara-cara penyelesaian yang supranatural, tidak terpikirkan.
Beberapa orang berpikir bahwa kuasa itu berpindah kepada "orang-orang kudus", dan mereka sepertinya mempunyai kuasa untuk melakukan apa saja. Maka, orang membuat acara untuk mendemonstrasikan kuasa itu: kesembuhan, bebas hutang, bebas masalah -- acara demikian dipromosikan besar-besaran, dihadiri oleh banyak orang yang menginginkan solusi dari semua kesulitannya, tanpa merasa perlu untuk lebih dalam mempelajari tentang Tuhan dan hidup sesuai dengan-Nya. Di sisi lain, aspek ketaatan dari hidup direduksi dengan hal-hal yang lebih sederhana seperti ketaatan memberikan perpuluhan, mengikuti kebaktian doa, dan tentu saja kebaktian minggu.
Hari ini kita merayakan hari Pentakosta. Sekarang Roh Kudus menyertai kita -- apakah Dia akan puas hanya oleh perpuluhan kita, doa kita yang minta berkat dan memberkati (bahkan, untuk memberkati orang tidak melakukannya sendiri, sebaliknya mereka berdoa dan minta Tuhan yang melakukannya), dan berbagai aktivitas yang penuh hormat itu? Kita suka Roh Kudus ada di sini, hadir di sini, dan kita pikir Dia senang kalau kita menyanyikan lagu-lagu pujian, tanpa berusaha untuk sungguh-sungguh mengenal-Nya.
Pikirkanlah. Jika kita tidak sungguh-sungguh mengenal seseorang, lantas memberi banyak pujian kepada orang itu, bukankah semua pujian itu hampa belaka? Demikian juga dengan TUHAN, dengan Allah Roh Kudus. Kita mungkin bernyanyi hanya karena ada lagu, karena kita bisa terhanyut oleh lagu itu secara emosional, namun kesadaran kita sendiri masih mencari-cari apa yang dimaksud oleh nyanyian itu di dalam kehidupan kita. Seperti apakah "korban puji-pujian" yang kita persembahkan?
Lebih jauh lagi, bagaimana seandainya masalah-masalah itu tidak lenyap, masihkah kita mengakui bahwa kita dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya? Kekuatan bukan sekedar menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah, tetapi juga kemampuan untuk menanggung masalah itu dalam jangka panjang.
Itulah yang dikatakan: kuasa itu adalah untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar. Beban tidak serta merta diangkat, masalah tidak serta merta hilang. Tetapi dalam hikmat dan pengertian, kita mampu menempatkan beban hidup dalam tempatnya yang benar. Kita mampu tetap sabar -- artinya, masalah itu masih ada di sana. Orang yang sabar seperti orang yang sedang menunggu sementara segala sesuatu masih terjadi diluar harapan. Betapa kita ingin penyelesaian yang instan! Tetapi, Tuhan memampukan kita tetap waras dan tetap ada di sini, menanggungnya.
Kemampuan menanggung ini juga berkaitan dengan kemampuan untuk dengan tulus bersukacita dan bersyukur. Kita mampu melihat hal-hal yang baik di antara sampah, di antara penyakit, di antara segala keburukan dunia. Kita mengerti betapa Kristus sudah lebih dahulu hadir di sini, dan sekarang Roh Kudus hadir -- itu saja menjadi alasan besar untuk bersukatica dan bersyukur. Orang yang bersyukur mempunyai kesanggupan untuk memberi lebih, mengerjakan lebih, hingga banyak buah yang dapat dinikmati serta mempengaruhi orang-orang lain di sekitarnya.
Dalam prosesnya, kita yang mempengaruhi orang lain juga turut diubahkan. Pengetahuan yang benar tentang kehendak Tuhan membuat kita berubah dari hari ke hari, dari satu masalah ke masalah, dari satu berkat ke berkat lain. Itulah yang dibawa oleh Roh Kudus: kita menjadi layak untuk masuk dalam Kerajaan-Nya. Kita layak untuk menerima bagian yang telah ditentukan -- suatu bagian yang mulia, yang tidak dapat hancur, yang kekal.
Selamat hari Pentakosta, marilah kita mengenal TUHAN lebih sempurna, oleh hikmat dan pengertian yang diberikan-Nya!
Terpujilah TUHAN!
Salam kasih,
Donny
PS: Satu baris terakhir: bagian ini sebenarnya adalah doa. Saya suka heran sendiri, mengapa isi doa dituliskan di dalam surat? Jika memang mau minta hikmat dan pengertian, bukankah itu cukup dimintakan saja -- dan TUHAN memberikannya? Tetapi rupanya Rasul Paulus mengerti bahwa doa kepada Tuhan untuk meminta hikmat dan pengertian bersifat dua arah. Satu, kepada TUHAN yang memberikannya. Dua, kepada manusia untuk menerimanya. Karena TUHAN tidak memaksakan hikmat-Nya kepada orang yang tidak bersedia memikirkan tentang diri-Nya. Jadi doa ini dituliskan dalam surat lengkap dengan tujuannya, agar jemaat Kolose bersedia untuk menerimanya. Apakah kita bersedia menerimanya juga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar