Cari Blog Ini

03 Januari 2010

Solar Maximum

Pernah lihat yang namanya bintik matahari? Atau mungkin lebih tepat, semburan matahari (solar flares) yang menampilkan pelepasan sebagian massa dari korona matahari (CME = Coronal Mass Ejection)? Ini mungkin tidak kita perhatikan, karena kalau matahari dilihat dengan mata telanjang, yang nampak hanyalah sumber cahaya yang putih terang benderang. Sedikit semburan tentunya tidak akan terlihat begitu saja.

Tetapi sebenarnya, matahari itu permukaannya berubah-ubah, di mana para ahli sekarang menemukan siklus selama 11 tahun antara periode banyak semburan matahari ke banyak semburan matahari lainnya. Para ahli menghitung berapa banyak semburan terjadi – ketika jumlahnya besar, itu disebut dengan Solar Maximum. Ketika jumlahnya sedikit, itu disebut Solar Minimum. Dari Solar Maximum ke Solar Maximum, periodenya adalah 11 tahun, di mana di tengah-tengahnya ada Solar Minimum.

Para ahli juga memberi nomor siklus – Solar Maximum terakhir adalah tahun 2001, siklus 23. Tetapi, keadaannya tidak selalu persis mengikuti aturan atau pola yang pasti, meskipun kita mempunyai beberapa data – faktanya, tahun 2006 adalah tahun Solar Minimum di mana aktivitas semburan Matahari benar-benar sedikit, tapi ini berlanjut bahkan sampai 2009 (data dari NOAA/Space Weather Prediction Center). Hampir tidak terlihat ada semburan matahari, sesuatu yang tidak pernah teramati dalam catatan manusia tentang matahari. Dari sini, perkiraan sementara adalah: tahun 2011 atau 2013 dapat menjadi tahun Solar Maximum berikutnya, dan beberapa ahli memperkirakan, yang muncul berikutnya adalah Solar Maximum yang hebat, yang juga tidak pernah teramati dalam catatan manusia.

Sekali lagi, apa yang terjadi dalam Solar Maximum? Kita perlu mengerti tentang CME; jangan bayangkan hal ini sebagai sesuatu yang 'kecil'. Pertama-tama, pahami bahwa Matahari sangat sangat sangat panas, tetapi disuatu bagian dari permukaannya – seringkali lebih luas dibandingkan diameter planet bumi – muncul sebuah gelembung terdiri dari gas plasma. Ini adalah bagian dari partikel sub-atomik berenergi yang menjadi satu karena panas luar biasa, dan sekarang menjadi lebih panas jutaan derajat. Tiba-tiba gelembung ini meletus dan melepaskan plasma itu ke angkasa, terdiri dari elektron, proton, dan inti atom yang lebih berat (nuclei) dalam jumlah besar. Sebuah CME dapat melepaskan massa sebesar 100 Milyar Kg, yang melaju dengan kecepatan 1000 km per detik. Kekuatannya setara dengan ledakan 1 MILYAR BOM HIDROGEN (http://helios.gsfc.nasa.gov/cme.html).

Bayangkan apa yang terjadi ketika ledakan itu mengarah ke bumi. Untungnya, planet bumi cukup kecil dan jauh, sehingga massa yang besar itu berlalu. Repotnya, di saat Solar Maximum terjadi, ada saja semburan yang mengarah ke planet ini dan menciptakan beberapa fenomena. Apa yang bisa terlihat antara lain adalah munculnya aurora di langit, seperti ada lampu neon raksasa dinyalakan di angkasa. Tetapi, semburan matahari juga menimbulkan dampak yang lebih serius.

Tahun 1859 adalah tahun Solar Maximum. Saat itu seorang astronom amatir dari Inggris, Richard Carrington, mengamati semburan matahari yang mengarah ke bumi, terjadi selama 8 hari. Ini disebut Peristiwa Carrington. Akibat yang dirasakan pertama kali dialami oleh layanan telegraf, yang lumpuh karena partikel elektron dan lainnya memasuki jaringan kawat. Ternyata, sistem perkabelan yang direntang antara satu tempat ke tempat lain dapat berubah menjadi antena yang menangkap gelombang energi dari matahari, serta mengubah energi itu menjadi aliran listrik yang liar. Itu terjadi di masa orang belum tergantung pada kelistrikan seperti sekarang.

Bagaimana jika Peristiwa Carrington terjadi tahun 2009? Dunia sudah jauh lebih terlilit kabel, termasuk jaringan listrik tegangan tinggi, yang dilewatkan melalui tiang-tiang, membentuk Saluran Udara. Di Amerika, Pemerintah dan NASA mendanai proyek di US National Academy of Sciences untuk membuat riset tentang kemungkinan kerusakan yang terjadi saat Solar Maximum terjadi. Jaringan listrik seluruh dunia akan lumpuh karena trafo-trafo terbakar dan orang modern kehilangan listrik selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Bagi dunia modern yang saat ini sangat bergantung pada listrik, ini adalah malapetaka yang tidak terbayangkan.

Semburan matahari akan berjalan mengikuti medan magnet. Di sekitar bumi, ada 'perisai' medan magnet yang disebut sabuk Van Allen (Van Allen Radiation Belt). Materi plasma yang sampai ke bumi akan 'ditangkap' dan dibelokkan oleh sabuk ini ke kutub-kutub bumi – itulah sebabnya aurora lebih terlihat di kutub utara dan kutub selatan dibandingkan wilayah khatulistiwa. Kita perlu bersyukur kepada Tuhan, berkat perisai ini maka semburan Solar Maximum tidak mendatangkan bencana yang lebih besar terhadap benda-benda lain – jadi mungkin hanya jaringan listrik saja yang terpengaruh seperti di Peristiwa Carrington. Bagaimanapun, sabuk Van Allen sangat penting – ini menjadi perhatian banyak pihak, sehingga dianggap salah satu dari 10 hal penting tahun 2009 oleh majalah TIME (The Top 10 Everything of 2009 http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,863443,00.html).

Yang perlu dikhawatirkan adalah kenyataan lain bahwa di tahun 2012, ada kesejajaran antara matahari dan planet-planetnya. Ini berarti ada tarikan gravitasi yang lebih besar – untuk benda langit, hal ini bukan sesuatu yang sangat ekstrim. Tetapi bagi semburan matahari, tentunya ada pengaruh dari gravitasi planet-planet yang ada dalam posisi satu garis lurus – dan disinilah dapat muncul masalah. Jika materi plasma tertarik gravitasi dan memenuhi sabuk Van Allen, ada kemungkinan partikel-partikel ini terus menembus ke permukaan bumi.

Apa yang terjadi kalau plasma dari CME tembus ke permukaan bumi? Pertama-tama, partikel ini akan meningkatkan suhu bumi – faktanya, penelitian menunjukkan di saat tahun Solar Maximum, suhu permukaan bumi sedikit lebih tinggi. Yang kedua, gangguan partikel ini juga bisa memanaskan bagian dalam bumi, karena energi yang dibawa berubah menjadi panas di bagian dalam kerak bumi. Ini juga bisa mengganggu inti bumi yang kebanyakan mengandung unsur besi – dan ada kemungkinan mengubah atau melemahkan medan magnet bumi. Itu berarti sabuk Van Allen menjadi lebih lemah – dan lebih banyak lagi plasma yang langsung ke permukaan bumi.

Perubahan suhu bumi dapat mengganggu aliran pertukaran panas – itu adalah 'conveyor belt' yang memindahkan panas dari satu samudra ke samudra lainnya, dalam aliran air. Gangguan dapat menghentikan aliran ini, dan hasilnya adalah cuaca yang merusak. Pernah lihat film The Day After Tomorrow? Itu film yang berlebih-lebihan, tetapi ada kebenaran dalam ide dasarnya. Kemudian kerak bumi yang memanas dapat melelehkan bagian-bagian tertentu, sehingga kerak bumi dapat bergerak lebih lancar…bayangkan sebuah jeruk yang bagian dalamnya terpisah dari kulit luarnya, kemudian masing-masing bergerak. Itu adalah bencana, seperti film 2012… juga berlebihan, tetapi ide dasarnya tidak salah total.

Nah, ini bukan ulasan tentang kiamat atau apapun… hanya bayangkan seandainya Peristiwa Carrington dan The Day After Tomorrow dan 2012 terjadi dalam saat yang nyaris bersamaan – mungkin dalam periode 1 atau 2 bulan. Apakah yang tersisa dari kehidupan manusia? Memang bukan kiamat – dalam pengertian teologis – namun pastilah hidup umat manusia tidak akan sama seperti sebelumnya.

Ini hanya pikiran… gitu aja kok repot (mengingat mendiang Gus Dur).

Tidak ada komentar: