Cari Blog Ini

19 September 2010

Mampu

Kita semua mengalami kedua perasaan ini: perasaan mampu dan perasaan tidak mampu. Sedari kecil, kita merasa mampu merangkak, lalu berjalan, lalu berlari. Selagi merangkak, kita melihat yang berlari itu hebat. Selagi berjalan, kita lihat yang berlari sambil melompat itu hebat. Setelah besar dan bisa berlari sambil melompat, kita melihat yang main sepak bola piala dunia itu luar biasa. Kita merasa mampu berlari, tapi merasa tidak mampu bermain sepak bola sekelas piala dunia. Kalau hanya main di lapangan sebelah rumah, ya bisalah.

Bagaimana dengan pekerjaan? Orang sekolah bertahun-tahun untuk merasa mampu bekerja. Bukan berarti setiap orang yang punya ijazah pasti mampu bekerja, tapi bagi pemilik ijazah, kelulusan itu bermakna, memberi rasa mampu. Sebaliknya, banyak yang tidak berijazah merasa tidak mampu.

Bagaimana dengan pelayanan? Apa yang memungkinkan orang untuk memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan? Apakah kemampuan fisik? Kemampuan intelektual? Kemampuan finansial?

Tidak, tanpa Roh Tuhan, manusia tidak bisa mengakuinya. Bahkan, semua hal lain yang mengikuti pernyataan ini, hanya lahir dari Roh yang esa, Allah Roh Kudus.

Jangan bingung dengan bakat. Ada orang yang berbakat menyanyi. Dia bisa menyanyi di suatu reality show televisi, bahkan menjadi juara. Apakah dia juga sama baiknya dalam menyampaikan nyanyian tentang Tuhan? Kalau ukurannya adalah keindahan bernyanyi, semua lagu bisa dinyanyikan sama indahnya. Tetapi bagaimana lagu itu menyentuh jiwa yang terhilang, di sana hanya terjadi oleh Roh Tuhan. Satu Roh yang sama, entah kita bernyanyi atau menulis atau berkotbah.

Maka, jangan sombong. Jangan minder. Sebaliknya, layanilah Tuhan!
Published with Blogger-droid v1.5.9

Tidak ada komentar: