Tetapi, dalam prakteknya banyak orang yang mengutamakan kemudahan. Hal berikutnya yang mendorong orang adalah hadiah. Untuk semua produk keuangan, harus terlihat mudah dan akan sangat menarik jika ada hadiahnya. Untuk mempercayai, yang dicari adalah kesederhanaan.
Kenyataannya, apa yang terjadi tidaklah mudah atau sederhana. Orang yang mencari cara termudah di masa kini, seperti meminjam uang setiap kali ada kebutuhan, harus membayar lebih mahal di masa depan. Orang yang mencari kepastian dan keamanan yang mudah, akan mencari orang lain untuk memberi segala "kepastian dan keamanan" yang harus ditebus dengan kebebasannya, dibayar oleh masa depan yang hilang di tangan orang lain.
Kebenarannya adalah, tidak ada yang mudah. Jika kita memimpikan masa depan yang baik, maka kita harus siap dengan kesulitan dan kerumitan di masa kini. Kebenaran yang sejati tidak dapat dipahami tanpa kesediaan untuk berpikir dan merenungkan informasi yang ada. Bahkan informasi yang kita miliki juga perlu direnungkan, karena untuk sebuah kebenaran tunggal, ada banyak sekali kemungkinan informasi yang palsu dan menyesatkan. Jika orang sekedar mencari yang paling mudah, maka ia rentan untuk dimanipulasi dalam kepalsuan.
Pokok masalahnya adalah: manusia kini mempunyai kebebasan untuk menjadi yakin dan percaya tanpa merasa perlu memikirkannya. Memang ada banyak hal yang tidak dapat dipikirkan manusia, terutama hal-hal mengenai Tuhan. Namun, bersikap 'pokoknya percaya' tanpa merenungkan apa yang dipercaya, adalah kepercayaan yang palsu. Orang yang mempercayai tanpa memahami adalah orang yang tidak dapat bertindak sesuai dengan kepercayaannya, dan akhirnya sama saja dengan orang yang tidak percaya.
Jika kita yakin dan percaya bahwa hidup kita penting, maka kita harus memikirkannya, merenungkannya, dan mencari apa yang benar-benar kita butuhkan. Tidak ada yang mudah, karena seluruh keberadaan kita akan terpengaruhi. Kita tidak dapat berubah setengah-setengah. Ada harga yang harus dibayar.
Yang terutama adalah kehidupan itu sendiri. Selamatkah? Satu kepaatian dalam hidup adalah: orang pasti meninggalkan dunia, alias mati. Meninggalkan dunia untuk terus ke mana? Apa yang terjadi dengan kehidupan kita, setelah tidak berada di dunia ini? Lalu, bagaimana dengan yang ditinggalkan? Jika ada orang-orang yang bergantung pada kita, dapatkah mereka tetap mempertahankan kehidupan mereka?
Kebanyakan orang menjawab, itu adalah keyakinan iman bahwa keselamatan ada di tangan. Namun, inipun tidak mudah, karena orang harus merenungkannya, siang dan malam. Jika kita percaya Tuhan, apakah kita mengenal-Nya? Adakah kita melakukan apa yang dikehendaki-Nya?
Apa yang kita percaya?
Jelaskanlah.
Published with Blogger-droid v1.6.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar