Cari Blog Ini

14 November 2010

Celebrity or Community?

Apa bedanya selebriti dengan komuniti? Tiap orang pasti memiliki sentuhan dari keduanya. Tetapi yang sebenarnya menjadi pertanyaan adalah, apakah kita memikirkan selebriti atau komunitas kita?

Komunitas adalah hal wajar yang kita alami sejak lahir. Komunitas pertama kita adalah ibu dan ayah, di mana kita makan bersama mereka (itulah arti commune, harafiahnya makan bersama). Seiring semakin luasnya pergaulan, komunitas kita juga membesar dan melibatkan lebih banyak orang.

Setiap komunitas menyukai perayaan, dan dalam sebuah perayaan biasanya ada bintangnya. Kalau acara ulang tahun, bintangnya adalah yang berulang tahun. Dalam acara yang lebih luas atau publik, bintangnya adalah orang yang dikenal semua orang -- walaupun dia sendiri tidak mengenal banyak orang. Itulah seorang celebrity, bintang dalam perayaan atau celebration. Selebriti menjadi pusat perhatian, kata-katanya diperhatikan orang, bajunya dilihat orang, dan tidak heran bila pendapatannya juga besar.

Selebriti bukan hal yang terjadi dengan sendirinya, karena tidak mudah seseorang dikenal banyak orang begitu saja. Namun orang jaman sekarang, berkat teknologi media komunikasi, berupaya menjadi selebriti. Mereka berpenampilan sebagai seorang selebriti, berkata-kata seperti selebriti, dan berperilaku seperti itu juga.

Bagaimana dengan komuniti? Semakin orang berfokus pada selebriti, semakin jauh orang dari komunitasnya. Komunitas adalah kelompok terbatas, mempunyai gaya dan corak tertentu, dan bukan sesuatu yang diperhatikan semua orang. Dengan berniat menjadi selebriti, seseorang menjadi semakin sadar akan dirinya sendiri, semakin individualis, dan mungkin juga jadi semakin egois. Tapi banyak orang mau jadi selebriti. Bagaimana dengan kita?

Rasul Paulus adalah selebriti di antara jemaat kristen mula-mula. Dia dikenal hampir semua orang kristen, bukan yahudi atau yahudi, sebagai tokoh yang dulu ditakuti dan kemudian disegani. Lihat dan perhatikan, apakah ia bersikap sebagai selebriti?

Dalam penutup surat kepada jemaat di Roma, Paulus memberi salam kepada lebih dari 20 orang. Beberapa disapa dengan keakraban yang luar biasa, seperti untuk Rufus dan ibunya, yang juga dianggap ibu sendiri. Bayangkan, berapa sering seseorang menyapa seorang dengan keintiman seperti itu?

Dan di dalam semuanya, saat itu Paulus tidak sempat ke Roma. Ia baru mengumpulkan dana untuk orang susah di Yerusalem, dan dalam perjalanan ke sana surat kepada jemaat Roma ini ditulis. Rencananya, setelah dari Yerusalem ia akan ke Roma. Tetapi rencana itu tidak pernah terwujud, karena Paulus ditangkap di Yerusalem oleh orang-orang Yahudi.

Paulus adalah selebriti, namun ia tidak bersikap demikian karena mengutamakan komunitinya. Bagaimana kita, yang saat ini memiliki komunitas, justru mengabaikan komunitas demi selebritas?

Lihat dan hargai dan kasihilah orang-orang dalam komunitas kita. Tuhan tidak membuat kita sekedar untuk dikenal semua orang, melainkan untuk melayani orang-orang, komunitas kita, lingkungan kita. Dalam kasih ini tangan Tuhan terulur dan bekerja, hingga Kerajaan Allah terwujud nyata. Terpujilah TUHAN!
Published with Blogger-droid v1.6.5

Tidak ada komentar: