Kaisar Jiajing pada dinasti Ming menginginkan umur panjang, sehingga dia dengan senang hati meminum "Cairan Kehidupan". Apakah dia betul-betul berumur panjang? Sebaliknya, dia meracuni dirinya sendiri dengan logam berat merkuri. Tetapi, untuk waktu yang lama orang berpikir bahwa memang ada sebuah bahan, sebuah obat, yang dapat menyembuhkan dan memberi umur lebih panjang daripada yang seharusnya. Kalau hari ini orang disuruh minum "cairan kehidupan" semacam itu, apakah masih mau?
Jangan tertawa dulu. Kita lihat apa yang terjadi di abad ke-20 ketika orang memasarkan "penyembuh ajaib" berupa cairan dengan bahan radioaktif di dalamnya, dari Rusia. Entah berapa banyak orang yang mengalami keracunan radioaktif. Apa yang mereka pikirkan?
Tapi kemudian, kita menemukan ekstrim yang lainnya, dari Rusia juga. Mereka membuat air yang benar-benar 'murni' lalu mengklaimnya sebagai 'miracle water'. Astaga, untuk membuktikan hal-hal seperti ini, mereka melakukan percobaan dengan memakai air itu untuk…mencuci teko air. Hebat, bukan? Kalau teko air bisa menjadi bersih sekali, apalagi tubuh manusia…. Itu pikirannya 'scientist' yang hebat, menurut penjualnya.
Beberapa waktu terakhir, kita menemukan juga klaim tentang air heksagonal, lalu air dengan kandungan oksigen yang lebih banyak. Apakah bermanfaat? Lihatlah, di sini ada testimoni, di sana ada testimoni! Tetapi, siapa yang bisa menjelaskan tentang apa yang terjadi ketika air yang diminum itu masuk ke lambung, lantas bertemu dengan asam lambung di dalam sana? Semua oksigen terlarut hilang, karena pada dasarnya manusia tidak punya insang untuk mengambil oksigen dari air. Semua bentuk molekul air, entah teratur atau tidak teratur, menjadi tidak berarti di dalam perut.
Silakan tanya pada orang yang serius belajar biologi dan kimia di SMA. Tidak perlu jadi ilmuwan untuk mengerti hal-hal semacam ini.
Baru-baru ini ada lagi klaim yang hebat, seperti yang disebu "Miracle Mineral Supplement" di abad ke 21 (http://www.miraclemineral.org/). Yang menarik, di sebelah kanan atas ada tulisan dan gambar kimia dari Chlorine Dioxide Ion. Nampaknya canggih ya?
Bagaimana kalau kita tahu bahwa Chlorine Dioxide itu nama lainnya adalah kaporit, yang dipakai untuk menjernihkan dan membunuh kuman-kuman dalam air? Ini bahan yang dipakai untuk membersihkan kolam renang – yang suka berenang harusnya tahu bahwa air kolam mengandung banyak kaporit. Bahan ini bersifat racun, apalagi dalam jumlah besar. Memang bahan ini bagus untuk membunuh kuman, tapi sebenarnya bagus untuk membunuh apa saja. Sebuah racun, tepatnya.
Dengan kata lain, Miracle Mineral Supplement adalah racun, yang kalau diminum bisa menyebabkan keracunan, tetapi yang jual mengatakan bahwa itu adalah "efek detoksifikasi". Ah, detox apanya? Justru itu adalah efek toksifikasi, yang kalau badan tidak kuat bisa menyebabkan masalah serius!
Tetapi kita cenderung mengabaikan ilmu pengetahuan yang benar, sebaliknya lebih memperhatikan "bukti-bukti" – yang kebanyakan juga tidak bernilai ilmiah karena tidak terdokumentasi dengan tepat. Beberapa beralasan bahwa kita tidak bisa membatasi "ilmu pengetahuan" yang berkembang cepat, jadi siapa yang tahu penemuan paling mutakhir apa yang berguna bagi orang?
Kenyataannya, semua yang disebut sebagai penjual "cairan kehidupan" ini menunjukkan banyak sekali situs web dan tulisan dari para 'dokter' dan 'ahli' yang menyatakan bahwa cairan ini berguna, sangat bermanfaat, tanpa menjelaskan apa isinya. Cairan semacam ini dijual dengan harga tinggi, yang terasa menjadi semakin murah ketika disertai oleh testimoni alias kesaksian yang hebat tentang hasilnya.
Hanya saja, kalau diperhatikan ternyata kebanyakan "informasi" itu datang dari situs yang memang menjual produk. Apa bedanya dengan brosur dan katalog promosi yang dibagikan? Di sini ada banyak sekali upaya promosi, hingga ke tingkat yang tidak terbayangkan. Bisa jadi, biaya untuk promosi jauh lebih besar daripada biaya untuk produksi dan operasional. Kalau orang membeli produk, pada dasarnya dia bukan membeli barang melainkan membayar para salesmen dan iklan.
Di tengah abad informasi, ternyata semakin banyak penyimpangan informasi. Akhirnya semua tulisan berbicara bagi dirinya sendiri, dan kebenaran menjadi relatif tergantung pada keyakinan pembaca atau pendengar. Kata-kata bisa didekonstruksi, kebenaran tergantung kepada kekuasaan – entah dana, entah pengaruh. Inikah yang terjadi pada masa post-modern?
Kebenaran tidak relatif; kebenaran adalah benar di segala tempat, di setiap waktu. Kalau kaporit kemarin bersifat racun, hari ini juga bersifat racun – tidak peduli apapun testimoni yang diberikan atau klaim-klaim yang dilakukan. Kaporit tidak berubah jadi bahan yang aman, hanya karena ada yang mengatakan demikian. Orang mungkin tidak belajar kimia dengan baik, atau tidak punya cukup pengetahuan untuk mengenali tipu pemasaran, tetapi ketidak-tahuan itu tidak membuat apa yang berbahaya menjadi aman.
Hal serupa terjadi di segala bidang. Ada di bidang pendidikan – bayangkan bahwa ada yang bisa membuat orang 'biasa' menjadi 'genius' dalam hitungan bulan. Ada di bidang keuangan, bahkan banyak sekali di bidang keuangan, berbagai investasi yang 'hebat' tanpa resiko, yang justru akhirnya hilang dan kabur tak tentu rimbanya.
Berapa lama lagi orang masih memilih mengikuti 'bukti' dan bukannya mencari tahu apa yang benar? Ada juga yang bilang bahwa dirinya tidak mau repot, tidak mau pusing, karena hari ini yang dipikirkan sudah cukup banyak – tidak ada lagi sisa untuk memikirkan masa depan. Dan mereka yang tidak mau pusing ini sudah cukup puas dengan melihat bukti-bukti – dan siapa tahu akhirnya mereka sedang meracuni diri mereka sendiri, atau memiskinkan diri mereka sendiri.
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya – yaitu kebenaran yang mutlak dan pasti tentang segala hal, di Surga dan di bumi – maka segalanya akan ditambahkan kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar