Cari Blog Ini

04 Juli 2010

Ingatlah Aku

Hari ini adalah hari Perjamuan Kudus. Sebagai sakramen yang secara khusus dititahkan oleh Tuhan Yesus, kita wajib mengingat-Nya setiap kali memakan roti dan minum dari cawan anggur itu. Tetapi, hari ini sedikit berbeda. Tuhan menunjukkan hal yang baru.

Sementara Pak Pendeta memimpin kebaktian, masuklah seorang wanita muda dan duduk di depan kami, diujung baris sebelah kiri. Usianya sekitar 20an, memakai sweater abu, cukup bersih, meski bukan yang bagus sekali. Dia duduk, menatap ke depan sebentar, lalu mengambil bolpen dan warta jemaat. Sementara Pendeta mulai berkhotbah, dia mulai menulis. Caranya, dia mengangkat warta itu cukup tinggi, sehingga kami yang di belakangnya bisa melihat apa yang ditulisnya. Mula-mula, terlihat seperti catatan khotbah...

Tapi dia tidak menulis catatan khotbah. Ia menulis terus, kata-kata yang tidak beraturan, dan model tulisan yang semakin kusut cakar ayam. Ah, saya dan istri saling berpandangan. Dia tidak waras...

Kebaktian jalan terus, lalu masuk ke prosesi Perjamuan Kudus. Seperti jemaat lain, ia mengambil roti, sambil tetap memegang kertas penuh tulisan itu. Begitu juga waktu cawan anggur dibagikan, diambil juga. Hanya, kami tidak melihat ia makan atau minum. Seharusnya, ia tidak ambil sama sekali, tapi siapa yang tahu atau bisa melarang?

Terbersit dalam pikiran, betapa Tuhan akan menghukum wanita muda ini! Namun, apakah Dia menghukum orang yang mengalami gangguan kejiwaan? Sebaliknya, barangkali kita yang menganggap diri waras, kita juga tidak jauh berbeda.

Kita memang tidak mencoret-coret kertas, tapi kita mengisi pikiran dengan kekacauan. Kita mengambil roti dan anggur, bahkan kita memakan dan meminumnya, tapi kita tidak mengingat, apalagi memberitakan karya Tuhan Yesus. Dimata Tuhan, apakah perbedaan antara kita dengan wanita yang tidak sehat ini?

Bacalah tulisan orang Kristen sekarang, atau cuma lihat judulnya saja. Berapa banyak yang mengingat dan memuliakan Kristus? Atau, judul dan isinya adalah tentang mensukseskan diri kita, memenuhi angan-angan kita, dengan memakai kuasa Allah?

Barangkali, kita lebih parah dari ketidakwarasan, karena kita masih bisa memilih. Wanita muda ini tidak bisa memilih sikapnya, karena ia tidak sehat. Tapi kita sehat, bisa memilih mau bersikap bagaimana. Kita bisa memilih untu mengingat dan memuliakan Kristus, bukan hanya hari ini, tapi di sepanjang hidup kita.
Published with Blogger-droid v1.3.8

Tidak ada komentar: