Cari Blog Ini

20 Maret 2009

Asuransi Paling Baik...

Dalam kondisi krisis seperti sekarang, kebutuhan Asuransi makin terasa perlu. Masalahnya, Asuransi apa yang paling baik sebenarnya? Ada beberapa pertimbangan, yang dapat kita perhatikan.

Yang pertama, orang membutuhkan proteksi atas nilai ekonominya. Ketika ada resiko terjadi penurunan nilai ekonomi, ada 2 hal yang harus dipikirkan, yaitu bagaimana kelangsungan kehidupan keluarga pada saat terjadi musibah DAN bagaimana kesejahteraan dapat diwariskan dengan nilai yang setara dengan saat ini atau lebih. Di satu sisi, jika terjadi musibah maka kehidupan keluarga akan menjadi lebih sukar di masa resesi seperti sekarang. Betapa berat meneruskan hidup dalam standar yang sama, jika keluarga mendadak ditinggalkan oleh sumber nafkah. Di sisi lain, resesi itu sendiri dapat menggerus nilai kekayaan, sehingga pada akhirnya tidak ada warisan yang dapat meneruskan kesejahteraan keluarga. Bayangkan, semua jerih payah dan hasil kerja keras sepanjang hidup menghilang dalam krisis ekonomi.

Jadi, kebutuhan proteksi adalah hal yang semakin nyata dalam krisis. Proteksi finansial diberikan sebagai skema Asuransi. Dengan kata lain, Asuransi menjadi hal yang semakin nyata dibutuhkan sekarang ini.

Yang kedua, karena keadaan krisis maka tidak ada kepastian untuk melakukan rencana pembayaran Asuransi dengan masa pembayaran yang panjang. Kita tidak tahu, apakah tahun depan atau 2 tahun lagi masih bisa membayar premi, jika ternyata usaha atau pekerjaan yang ada tiba-tiba lenyap. Masalahnya, jika pembayaran Asuransi terhenti, maka proteksinya pun berakhir, justru di saat kita membutuhkan!

Ketidakpastian masa depan dapat diantisipasi dengan memastikan bahwa saat ini juga, seluruh premi yang harus dibayarkan dilunasi selagi masih ada sejumlah dana yang dapat disisihkan. Dalam Asuransi, pilihan ini disebut sebagai Premi Tunggal, atau Single Premium. Dengan sekali menempatkan dana, ada kepastian Asuransi yang terus berlangsung hingga akhir kontrak, dan bisa menjadi suatu kontrak seumur hidup.

Tetapi, ada sisi lain dari Asuransi Premi Tunggal ini. Dalam skema asuransi seumur hidup, Nasabah sebenarnya harus membayar preminya sepanjang waktu polis, setiap tahun. Membayarkan Premi Tunggal sebenarnya mengumpulkan semua premi yang harus dibayarkan sampai akhir, lantas dibayar dimuka sekaligus. Di sinilah kita menemukan satu kondisi, dimana timbul apa yang disebut Cadangan Premi. Dari cadangan premi ini, perusahaan Asuransi menginvestasikan pada instrumen investasi yang beresiko rendah, kemudian mengembalikan sebagian hasil investasi kepada Nasabah sebagai Nilai Tunai. Jadi, kalau orang mengambil Asuransi Premi Tunggal, maka cadangan preminya menjadi maksimum.

Karena perusahaan Asuransi Jiwa berinvestasi hanya pada instrumen yang beresiko rendah dan juga hanya mengembalikan sebagian dengan memberikan jaminan (garansi) atas Nilai Tunai, maka Nasabah mungkin dapat mengalami kerugian dari kesempatan keuntungan investasi. Bagi beberapa orang yang sudah mempunyai portofolio investasi yang baik, hal ini mungkin bukan masalah. Tetapi bagi mereka dengan dana yang lebih terbatas, kesempatan yang hilang ini nilainya dapat cukup berarti.

Pilihan yang ketiga adalah memanfaatkan Asuransi Unit Link. Selama ini, kita melihat U-Link sebagai sarana berinvestasi, yang memang merupakan alternatif yang istimewa. Terlebih lagi, Sequislife menyalurkan 100% investasinya di Schroders, sehingga kita mempunyai portofolio yang terbaik di Indonesia untuk jangka panjang (versi Majalah Investor). Dalam krisis kali ini, jelas bahwa posisi investasi Schroders masih lebih baik daripada posisi unit link lainnya.

Tetapi dalam iklim investasi yang menurun, banyak juga yang merasa kuatir dengan polis Asuransi/Investasinya. Dalam hal ini, kita harus memperhatikan bahwa:

(1) Dalam keadaan apapun, perlindungan ASURANSI yang diberikan oleh polis Asuransi U-Link tidak mengalami pengurangan atau penurunan sama sekali selama polis masih tetap berlaku / in-force. Kalau terjadi penurunan investasi, resikonya adalah hasil investasi lebih kecil daripada biaya asuransi, sehingga unit yang dicairkan untuk menutupi biaya menjadi lebih banyak. Bukan pengurangan dari perlindungan yang diberikan.

(2) Setiap saat Nasabah dapat menambahkan dana untuk menutupi kekurangan. Jadi, ketika memang terjadi penurunan hasil investasi, terutama di masa-masa awal berinvestasi, selalu bisa menambahkan jumlah unit yang dibutuhkan agar hasil investasinya berimbang dengan biaya.

(3) Secara statistik, tahun-tahun yang negatif lebih sedikit jumlahnya daripada tahun-tahun yang positif. Walaupun saat ini terjadi penurunan, dalam jangka panjang bisa diharapkan hasil investasi yang positif. Jadi, pada akhirnya tetap ada pertambahan dari hasil investasi sehingga Nasabah tidak perlu menyediakan seluruh dana yang dibutuhkan seperti pada asuransi premi tunggal.

Dibandingkan dengan Asuransi Premi Tunggal, polis unit link memungkinkan total investasi yang lebih kecil karena nasabah terbantu oleh hasil investasi jangka panjangnya. Hal ini lebih terasa ketika ada biaya yang tinggi, yang dalam Asuransi seringkali timbul oleh Manfaat Tambahan / Rider pada polis. Rider kesehatan seperti penanggungan biaya rumah sakit membebani polis dengan biaya yang jauh lebih besar daripada manfaat dasar Uang Pertanggungan.

Asuransi unit link juga mengambil biaya asuransi pada saat biaya itu muncul, jadi seperti asuransi berjangka. Kelebihannya, kalau dalam asuransi berjangka tidak ada jaminan bahwa untuk masa berikutnya asuransi dapat diperpanjang. Dalam unit link, asuransi berlangsung terus dalam jangka waktu yang panjang hingga usia 75 tahun. Dalam statistik mortalitas Indonesia, ini adalah batas harapan hidup orang, jadi usia 75 secara umum sudah mencukupi.

Dengan demikian, jika memang menginginkan asuransi dengan perlindungan tambahan, ambillah polis unit link. Jika mau aman, anggaplah Nasabah membayar preminya sepanjang mereka membutuhkan; maka dalam kondisi krisis pun asuransi yang mereka peroleh tidak akan terhenti. Ketika kondisi perekonomian membaik -- sesuatu yang kita yakini pasti akan terjadi -- hasil investasinya membuat beban menjadi ringan, bahkan Nasabah kita bisa memperoleh pengembalian yang baik.

Bagaimana dengan melakukan investasi premi tunggal dalam unit link? Dalam kondisi krisis, tentu ada resiko dimana nilai aktiva bersih turun dan menimbulkan potential loss yang tidak diinginkan. Tetapi dalam keadaan tidak pasti, melakukan investasi sekaligus merupakan pilihan yang bisa diterima, asal kita mengelola investasi dengan melakukan diversifikasi sesuai karakter Nasabah.

Asuransi yang paling baik saat ini bukanlah asuransi yang tunggal, hanya satu macam. Jika Nasabah menginginkan perlindungan atas kekayaan yang bersifat pasti, lebih baik mengambil Asuransi seumur hidup dengan premi tunggal. Untuk perlindungan tambahan dan hasil investasi, lebih baik mengambil Asuransi unit link. Jadi, paling baik Nasabah mengambil kedua jenis, yang whole life memaksimalkan Uang Pertanggungan dan yang unit link memaksimalkan manfaat tambahan serta pertambahan investasi.

Salam asuransi,
Donny

Tidak ada komentar: