Sebab itu ambillah
talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh
talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi,
sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang
ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak
berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat
ratap dan kertak gigi."
(Mat 25:14-30)
Tiga hal yang bisa
dipelajari.
Hal yang pertama,
bagian perikop ini ada di Matius 25, yang membahas tentang hari kedatangan
Tuhan yang kedua. Ini kisah yang dituturkan Yesus setelah kisah tentang 10
gadis yang menunggu pengantin pria, 5 pandai dan 5 bodoh. Ini kisah yang
dilanjutkan tentang Tuhan akan memisahkan ilalang dan gandum di hari
kedatangan-Nya.
Maka perlu kita taruh seluruh bagian ini dalam pengajaran tentang akhir jaman.
Bagaimana pada akhirnya? Bagaimana kita mempertanggungjawabkan karya kita di hadapan Tuhan?
Semua ini akan dialami manusia pada akhir jaman. Kalau meninggal sekarang, akan menunggu sampai tiba saatnya. Tetapi kesempatan manusia adalah ketika masa dalam hidupnya. Yang penting adalah pemahaman bahwa kehidupan ini bukan berakhir dalam tubuh ini saja. Manusia mempunyai waktu yang lebih panjang dibandingkan masa hidup tubuhnya.
Maka perlu kita taruh seluruh bagian ini dalam pengajaran tentang akhir jaman.
Bagaimana pada akhirnya? Bagaimana kita mempertanggungjawabkan karya kita di hadapan Tuhan?
Semua ini akan dialami manusia pada akhir jaman. Kalau meninggal sekarang, akan menunggu sampai tiba saatnya. Tetapi kesempatan manusia adalah ketika masa dalam hidupnya. Yang penting adalah pemahaman bahwa kehidupan ini bukan berakhir dalam tubuh ini saja. Manusia mempunyai waktu yang lebih panjang dibandingkan masa hidup tubuhnya.
Hal yang kedua,
pengertian bahwa TUHAN mempunyai orang-orang yang berada dalam rumah-Nya.
Kepada orang-orang ini, TUHAN memberikan:
- Kemampuan untuk mengelola uang
- Talenta, yaitu uang
- Wewenang untuk mengerjakannya
Jadi, kita mempunyai kesanggupan dan sumber daya dan wewenang untuk mengerjakan.
Ada yang diberikan
banyak. Ada yang diberikan sedikit.
Yang menerima
banyak, akan menghadapi situasi yang lebih kompleks, lebih rumit. Urusan yang
lebih besar; mengerjakan satu proyek dengan modal 5 talenta, langsung
menghasilkan 10 talenta -- kalau berhasil. Risiko besar
Yang menerima sedikit, akan menghadapi situasi yang lebih sederhana, dengan risiko kecil, hasil yang kecil juga. Untuk mendapatkan hasil duakali lipat, harus berulang-ulang mengerjakan hal yang sama, yang sederhana. Risikonya kecil, tapi butuh ketekunan untuk mengulang-ulang pekerjaan.
Yang menerima sedikit, akan menghadapi situasi yang lebih sederhana, dengan risiko kecil, hasil yang kecil juga. Untuk mendapatkan hasil duakali lipat, harus berulang-ulang mengerjakan hal yang sama, yang sederhana. Risikonya kecil, tapi butuh ketekunan untuk mengulang-ulang pekerjaan.
Ada orang yang mampu
mengerjakan hal besar yang rumit, ada juga orang yang sederhana. Tuhan tidak
perlu memberikan semua orang dengan kekuatan yang sama. Tapi bagi yang menerima
kemampuan besar, ada risiko yang lebih besar. Tanggung jawabnya sama; tidak berarti
orang yang mendapat sedikit akan lebih sedikit bertanggungjawab.
Hal yang ketiga
adalah tuntutan untuk MEMBERI. Kita melihat hal ini dari apa yang terjadi
ketika Tuhan datang. Orang yang mendapat 5 talenta dan 2 talenta, memberikan
kemampuannya. Orang yang menerima satu talenta, tidak bersedia memberi -- ia
merasa Tuhan tidak adil, tidak menanam (tidak bekerja) tapi mengharapkan hasil.
Perhatikanlah: hamba
dituntut untuk memberi, bekerja. Orang harus positif, artinya memberi. Tujuan
orang Kristen adalah memberi, bukan menerima.
Dunia ini bekerja
sebaliknya: mau menerima, bukan memberi.
Mari kita lihat
sekarang, bagaimana masalah terjadi. Tujuan orang adalah menerima
sebanyak-banyaknya dengan modal, tenaga, dan waktu yang sesedikit-sedikitnya.
Ketika situasi menjadi sukar maka yang menjadi sasaran adalah memperoleh UANG
TUNAI sebanyak-banyaknya. Cash is the King.
Kenapa Cash is The
King? Karena dalam bentuk Cash, penurunan tidak terjadi. Paling sedikit nilai
yang tertera pada uang tidak akan berkurang. Bank Sentral di berbagai negara
maju membuat kondisi di mana Suku Bunga adalah NEGATIF. Kalau orang taruh uang
di Bank, ia kena 'hukuman' pengurangan uangnya. Maka paling baik memegang uang
tunai, menyimpan uang tunai secara harafiah.
Masalahnya? Karena
saat ini kemampuan orang untuk menghasilkan tidak lagi sebesar dahulu. Kenapa
tidak sebesar dahulu? Karena, situasi saat ini tidak lagi seperti 10 tahun yang
lalu, tahun 2006.
Apa yang terjadi 10
tahun yang lalu?
Saat itu, orang
membesarkan harapan. Karena mempunyai harapan, maka investasi dilakukan.
Harapan dikonversi menjadi peningkatan uang, dalam bentuk peningkatan nilai
efek dan property. Beli rumah 500 juta. Langsung tawarkan kepada orang lain 750
juta -- ada yang beli karena punya harapan harganya jadi 1 M.
Kenapa bisa begitu?
Karena orang meyakini bahwa uangnya akan bertambah dengan cepat, bisnisnya akan
bertumbuh dengan cepat, diharapkan demikian. Banyak pernyataan, cerita, suara,
yang didengungkan tentang peningkatan ekonomi -- di seluruh dunia.
Kenapa bisa
meningkat begitu?
Karena, saat itu The Fed membuat suku bunganya rendah sekali sedangkan imbal hasil masih tinggi. Waktu itu, The Fed membuat gelembung…. Yang meletus di tahun 2007, jadi krisis subprime mortgage 2008. Yang belum dipahami orang waktu itu adalah, bagaimana gelembung juga terjadi dalam kehidupan orang-orang yang menikmati gelembung yang dibuat The Fed.
Karena, saat itu The Fed membuat suku bunganya rendah sekali sedangkan imbal hasil masih tinggi. Waktu itu, The Fed membuat gelembung…. Yang meletus di tahun 2007, jadi krisis subprime mortgage 2008. Yang belum dipahami orang waktu itu adalah, bagaimana gelembung juga terjadi dalam kehidupan orang-orang yang menikmati gelembung yang dibuat The Fed.
Jadi waktu gelembung
itu pecah, CDO yang berdasarkan subprime mortgage jadi 'racun'…. Itu tidak ada
di seluruh bank, tetapi masalahnya tidak ada yang tahu mana bank yang kena
racun dan bank mana yang aman. Situasinya membuat semua bank dianggap bisa bermasalah
dan mudah runtuh. Diam-diam, gaya hidup juga merupakan gelembung dan pecah. Ini
menjadi letusan susulan di tahun 2011.
Prinsipnya begini:
orang bekerja sama, atau bahkan lebih sedikit, tetapi mendapat bayaran lebih
tinggi, dan meyakini bahwa ia bisa dibayar lebih tinggi lagi, mereka membuat
hutang yang hanya bisa dibayar jika di masa depan gajinya naik lebih besar
lagi.
Berhutang, ia
membeli rumah yang sebenarnya tidak sanggup ia beli, tetapi bank memberikannya
juga karena yakin bahwa kenaikan harga rumahnya lebih besar daripada bunga
kreditnya. Sederhananya: mengambil lebih banyak, memberi lebih sedikit. Tidak
mampu (atau tidak mau capek) memproduksi, tapi ingin dapat semua peningkatan
gaya hidup, sesuai dengan apa yang ditampilkan film dan tv….
Ketika terjadi
gelembung pecah, semua kehilangan kepercayaan. Maka, harapan juga hilang;
bagaimana bisa berharap pada apa yang tidak dipercayai? Orang lantas mengejar
uang sebagai Raja jika kondisinya tunai, karena dalam kondisi ini nilainya
tetap, tidak menurun.
Untuk itu, orang
menyimpan dan mereka juga berusaha mengambil -- tidak bekerja, tapi meminta
makan. Siapa yang peduli pada mandat Tuhan untuk terus bekerja dengan tekun,
memutarkan uangnya? Mereka memilih menyimpan uangnya di bawah kasur!
Jadi, dalam hal ini
orang-orang menjadi seperti yang menerima hanya 1 talenta itu, sesuai dengan
kondisi di mana ekonomi susah dan tidak ada yang menerima 5 talenta. Merasa
tidak menerima kemampuan lebih, merasa Tuhan tidak "cukup bekerja dalam
diri saya" -- maka memilih untuk berdiam diri, tidak mau ambil risiko,
tidak mau cape.
Kepada yang
demikian, yang meributkan soal "keadilan" dan menuntut Tuhan bekerja
-- mereka tidak memberi apa-apa, karena tidak merasa menerima apa-apa.
Orang Kristen juga,
bisa merasa Tuhan tidak bekerja apa-apa, tidak memberi saya apa-apa. Mungkin
Tuhan sudah memberi kemampuan, tapi Dia tidak memberi cukup modal. Tidak
memberi cukup uang untuk bekerja lebih.
Maka orang memilih
untuk tidak memberi lebih. Tidak produktif, tidak melayani, tidak mengusahakan.
Sudah saja begini, tunggu saja nanti Tuhan bekerja. Sementara itu hidup masih
terus berjalan, jadi boleh dong berhutang untuk smartphone baru itu kan…. Sesuatu
yang tidak produktif, tidak meningkatkan produktivitas.
Inilah masalah dunia
sekarang. Apakah kita menjadi bagian dari masalah, atau jadi bagian dari
solusi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar