Ketika tanggal 21
Maret kemarin orang-orang berdemo, ada sesuatu yang berbeda.
Demo kemarin bukan tentang kebijakan. Bukan tentang keputusan Pemerintah atas sesuatu.
Demo kemarin adalah tentang persaingan. Pemerintah didemo karena tidak membuat keputusan, karena tidak mencegah ada kemajuan dan perubahan. Kenapa Pemerintah tidak membuat segala sesuatu seperti sediakala?
Demo kemarin bukan tentang kebijakan. Bukan tentang keputusan Pemerintah atas sesuatu.
Demo kemarin adalah tentang persaingan. Pemerintah didemo karena tidak membuat keputusan, karena tidak mencegah ada kemajuan dan perubahan. Kenapa Pemerintah tidak membuat segala sesuatu seperti sediakala?
Orang-orang ini
terbiasa berhubungan dengan "jalur bisnis" -- mereka jadi sopir,
bekerja pada perusahaan, yang menyediakan jalan dan cara kerja serta
pengharapan. Berharap bahwa situasinya akan seperti itu bagi semua orang: kalau
mau berusaha maka harus memakai jalur perusahaan, harus memakai baju seragam,
harus mentaati peraturan perusahaan, dan memenuhi setoran. Selebihnya, boleh
bawa pulang. Bersaing dalam cara seperti itu, bergerak dengan koridor itu.
Jalur langsung?
Tidak masuk akal. Hubungan melalui gadget? Tidak bisa diterima. Harus memakai
jalur ini.
Peristiwa ini
terjadi dalam masa Paskah, yang puncaknya pada hari Minggu, 27 Maret nanti.
Peristiwa kemarin
itu bisa menggambarkan bagaimana manusia mau berhubungan dengan Tuhan. Cara
yang lama, cara yang dahulu, adalah melalui "jalur rohani" -- mereka
jadi umat, beribadah melalui upacara agama tertentu, yang menyediakan jalan dan
cara kerja serta pengharapan. Berharap bahwa situasinya akan seperti itu bagi
semua orang: kalau mau berkomunikasi dengan Tuhan maka harus memakai jalur
imam. Pemimpin agama. Pandito. Pendeta.
Lalu tibalah cara
baru, yang tidak masuk akal. Kini orang berhubungan langsung. Direct Access.
Ya, orang tetap berdoa -- tapi kini ada Roh Kudus yang berada bersama setiap
individu. Ini seperti aplikasi khusus yang tertanam dalam hati manusia (bukan
gadget), yang mengajarkan kebenaran, yang berdoa bagi manusia dengan keluhan
yang tidak tersampaikan.
Semua ini terjadi
karena Tuhan Yesus Kristus dahulu sudah disalibkan, mati, dan bangkit pada hari
ketiga, lalu naik ke Sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha Kuasa.
Jreng! Connected! Tuhan Yesus menjadi Imam yang menghubungkan manusia dengan
Bapa. Roh Kudus menjadi ujung satunya yang menyertai setiap orang percaya.
Langsung.
Dan ini adalah
situasi yang juga tidak dapat diterima. Bagaimana mungkin, seorang biasa boleh
berhubungan dengan Sang Khalik, Pencipta alam semesta? Maka beberapa juga
melakukan demo, menolak, mencibir -- para imam yang kehilangan sumber
pemasukan, juga mencegat orang Kristen di tengah jalan dan menganiaya mereka.
Para pemimpin agama, bahkan juga pemimpin gereja, menginginkan orang-orang
hanya bisa berhubungan dengan Tuhan melalui mereka saja -- ada banyak
keuntungan di sana.
Hubungan langsung
ini, adalah suatu kerugian. Tapi, kenapa harus melalui imam jika Tuhan sudah
membuat jalan bagi semua orang?
Paskah adalah momen
pembebasan. Bebas dari kuasa maut. Bebas dari ikatan seremoni ritual. Semua
hubungan dengan Tuhan adalah anugerah, pemberian. Tidak ada lagi bagian dari
seremoni manusia yang 'berjasa' membuat hubungan dengan Tuhan. Jika itu pernah
terjadi dahulu di Bait Allah, tirai pembatas Bait Allah telah terobek. Bait
Allah juga tidak ada lagi.
Ketika kita
melakukan kebaktian, ketika melaksanakan seremoni -- itu adalah respon terhadap
anugerah. Kita beribadah karena bersyukur, bukan karena ingin mencapai sesuatu.
Kita berbakti sebagai wujud bakti orang yang telah menerima, bukan sedang
mencari. Merayakan Paskah adalah merayakan penerimaan, bukan pencarian.
Maka, dalam Paskah
yang ada hanyalah Berita. Tuhan Yesus telah bangkit! Yesus adalah Kristus,
Tuhan! -- Berita ini disebarkan dan diteruskan dan dirayakan. Dibuat jadi
drama. Dibuat jadi kegiatan anak-anak. Dicampurkan dengan kebudayaan lama --
telur dan kelinci, yang merupakan simbol kehidupan dan kesuburan. Beberapa
melihatnya sebagai bagian dari ritual terpenting untuk mengingat bagaimana
Tuhan sudah mati dan berkorban bagi manusia. Jadi, umat Tuhan harus tunduk dan
taat pada segala perintah dan dogma dari pemimpin gereja…. dan kembali lagi
pada keterikatan.
Tuhan sudah bangkit, dan itu membuat setiap orang dapat menjalani jalan yang langsung kepada Allah Bapa. Wahai, bukankah kita memangil-Nya, "Bapa", seperti yang diajarkan Yesus? Hormatilah anugerah itu. Rayakanlah Paskah. Bersyukurlah, terimalah, nikmatilah.
Tuhan sudah bangkit, dan itu membuat setiap orang dapat menjalani jalan yang langsung kepada Allah Bapa. Wahai, bukankah kita memangil-Nya, "Bapa", seperti yang diajarkan Yesus? Hormatilah anugerah itu. Rayakanlah Paskah. Bersyukurlah, terimalah, nikmatilah.
Selamat menjalani
kehidupan yang diberikan-Nya. Hidup itu kekal, tidak ada kesudahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar