"Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satuyang mengerjakan semuanya dalam semua orang." - 1 Kor 12:6
Pemberian dari Allah yang nampaknya begitu kuat menancap dalam hati manusia dan Gereja sepanjang jaman adalah pemberian-pemberian spiritual (spiritual gifts)atau karunia Roh. Dari jemaat Korintus di abad pertama hingga gereja di abad keduapuluh satu, karunia-karunia Roh menjadi sesuatu yang dinanti-nanti, dicari-cari, membuat perubahan besar dalam kehidupan orang Kristen.
Yang pertama dari karunia Roh yang dituliskan oleh Paulus, adalah transformasi yang dialami orang yang tidak percaya menjadi seorang yang percaya. Itulah kebenarannya: seorang yang tadinya menyembah dewa atau patung atau uang atau intelektual hingga suka memaki-maki dan mengutuki Tuhan, bisa berubah menjadi seorang yang mengakui Yesus sebagai Tuhan, menjadi orang yang menghambakan diri pada Yesus dalam keseluruhan hidup oleh karena Roh Kudus. Bukan karena kadar intelektual atau pengetahuan yang membawa seseorang berlutut di hadapan salib Kristus, melainkan Roh Kudus.
Meskipun demikian penting peran Roh Kudus, namun Gereja tidak selalu mengacu kepada pemberian rohani ini dalam memberitakan Injil. Ada Gereja yang tidak lagi mengandalkan Roh Kudus dalam mentransformasi orang-orang tidak percaya menjadi hamba-hamba Tuhan, melainkan mengandalkan kekuatan organisasi, kekuatan intelektual, kemampuan persuasi dalam merubah paradigma, serta mengandalkan kemampuan para aktivis jemaat dan penginjil yang ada. Ada Gereja lain yang mengejar karunia Roh semata-mata untuk kuasa-kuasa supranaturalnya dan akhirnya menjadikan Roh Kudus menjadi hamba yang mentaati setiap keinginan orang beriman.
Sedemikian menghebohkannya karunia Roh yang supranatural ini, sehingga orang-orang berebut untuk mendapatkannya, bagaikan anak kecil yang sedang berebut permen. Diminta dengan ketekunan doa dan puasa, tidak mau berhenti sebelum mendapatkan karunia rohani yang ajaib. Padahal, pada hari mereka mengakui Yesus adalah Tuhan, mereka telah menerima karunia Roh yang terbaik dan terpenting, meski tidak nampak sehebat kemampuan supranatural. Ketika Roh Kudus membuat seseorang mengakui Yesus adalah Tuhan, Roh Kudus pun dengan setia menyertai orang ini untuk terus hidup sebagai umat Tuhan. Memberikan pengertian-pengertian atas misteri Allah. Menjagai orang ini dari kesesatan. Memberi penghiburan. Bahkan Roh itu berdoa bagi orang itu, dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Ada Gereja yang mengajar jemaat untuk mengalami kepenuhan Roh, ditandai dengan manifestasi Roh yang ajab seperti bahasa Roh, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan sebagainya. Kalau belum bisa berbahasa Roh, atau bernubuat, atau menyembuhkan, dianggapnya orang itu belum dipenuhi oleh Roh. Benarkah begitu? Bukankah bila tidak disertai oleh Roh Kudus, seorang manusia tidak mungkin dapat bertahan di dunia yang jahat dan menyesatkan ini? Tanpa menunjukkan kemampuan supranatural apapun, kenyataan bahwa seseorang dapat tetap menjadi seorang Kristen yang mengakui Yesus adalah Tuhan telah menunjukkan bahwa Roh Kudus memenuhi orang itu. Kalau bukan karena Roh Kudus yang menolong, bagaimana mungkin manusia saja bisa bertahan melawan tipu muslihat iblis?
Tetapi Gereja-Gereja yang mengagungkan manifestasi supranatural ini lebih mencondongkan diri pada kekuatan. Secara tidak langsung, seorang yang punya karunia yang lebih ajaib dianggap lebih beriman dan lebih berkuasa dibandingkan dengan orang yang karunianya biasa saja. Di beberapa Gereja, bahkan jenjang kepemimpinan dalam organisasi gereja dikaitkan dengan kehebatan karunia Roh yang dapat ditunjukkan. Yang bisa membangkitkan orang mati lebih hebat dan lebih penting daripada orang yang hanya dapat memberi pengarahan. Seolah-olah ada berbagai Roh Kudus yang diberikan dalam tingkatan berbeda: ada Roh yang lebih kuat dan Roh yang biasa saja, menurut manifestasi yang dapat ditunjukkannya.
Paulus membalik semua pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa semua hal dilakukan oleh satu Roh Kudus yang sama. Tidak ada Roh yang lebih tinggi atau Roh yang lebih rendah. Betul bahwa ada bermacam-macam karunia, tetapi semua berasal dan dikerjakan oleh satu Roh Kudus yang sama bagi setiap orang percaya. betul bahwa ada bermacam-macam pelayanan, tetapi semuanya bagi satu Tuhan yang Esa. Bilamana ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, dari yang sangat ajaib sampai yang kurang ajaib atau biasa saja karena begitu sering terjadi, itu semuanya dikerjakan oleh satu Allah dalam semua orang.
Tuhan yang memiliki kewenangan untuk membagikan karunia sesuai dengan tujuan-Nya. Ada yang diberi bahasa Roh, ada yang diberi kuasa menyembuhkan, ada yang diberi hikmat, atau yang biasa seperti kemampuan seseorang untuk tetap beriman dalam segala keadaan. Semua itu Tuhan yang kerjakan. Tidak ada bagian manusia di situ, tidak ada yang dapat manusia sombongkan. Bagaimana mungkin seorang yang mendapat karunia bahasa Roh dapat menganggap dirinya lebih tinggi daripada seorang yang hanya bisa mengajar Alkitab, sedangkan sebenarnya semuanya hanyalah hamba Tuhan yang tidak mengerjakan apa-apa?
Sebagian orang mendaftarkan karunia-karunia Roh yang dicantumkan dalam bagian bacaan ini sebagai target yang hendak dicapai untuk diperoleh. Tapi bukankah kita semuanya telah ditolong oleh Roh Kudus untuk menjadi anak-anak Tuhan? Entah Tuhan berkenan memberi karunia untuk berbahasa Roh, atau karunia untuk menghibur seorang teman yang bermasalah, semuanya bukan menjadi patokan dalam kehidupan di hadapan Tuhan. Itu adalah karunia, pemberian hadiah yang kita terima dengan senang hati. Bukan untuk meninggikan diri, tetapi melayani Tuhan dan demi kepentingan bersama. Agar sungguh-sungguh Tuhan dipermuliakan oleh umat-Nya.
1 komentar:
Test comment
Posting Komentar